BOLASPORT.COM - Kontroversi teknologi VAR kembali terjadi di laga antara Ajax Vs Chelsea pada matchday ketiga Liga Champions Grup H di Johan Cruyff Arena, Rabu (23/10/2019).
Laga tersebut dimenangi oleh Chelsea dengan skor 1-0 atas Ajax.
Gol kemenangan The Blues dicetak oleh Michy Bhatsuayi pada menit ke-86.
Tuan rumah sebenarnya mampu mencetak gol pada laga ini, tepatnya pada menit ke-35.
Berawal dari tembakan Hakim Ziyech yang mengenai Fikayo Tomori dan bola mengarah kepada Quincy Promes.
Pemain asal Belanda itu pun menyontek bola dan masuk ke gawang Kepa Arrizabalaga.
Wasit memutuskan untuk menganulir gol Promes setelah mengecek VAR.
Baca Juga: Presiden AFF: 12 Negara ASEAN Bersatu untuk Bantu Indonesia di Piala Dunia U-20 2021
Dalam cuplikan tayangan ulang, Promes memang beberapa centimeter di depan pemain paling belakang Chelsea, Kurt Zouma.
Topik ini kemudian menjadi pembahasan pasca-laga, salah satunya beberapa pundit di BeinSport.
Dua cuplikan gambar tayangan ulang dibandingkan untuk mengetahui momen yang tepat saat Quincy Promes dinilai offside.
Kedua gambar diambil dengan jarak sepersekian detik, yang menunjukkan perbedaan yang tipis saat pemain berada dalam posisi offside maupun onside.
"Saya rasa sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang akurat saat Anda harus berurusan dengan jarak milimeter, sepersekian detik dan inchi," kata Tim Sherwood yang berada di Bein.
Baca Juga: Belum Ada Kepastian Venue Laga Timnas U-23 Indonesia Kontra Iran
"Saya tak berpikir teknologi di luar sana yang memutuskannya. Dan jika ya (VAR memutuskan) orang yang melakukannya, maka wasit tidak memenuhi kualifikasi tersebut. Arsitek yang melakukannya!," tambahnya.
VAR shafted Ajax by using the wrong image and wrongly disallowing their goal vs Chelsea pic.twitter.com/HTDyFVyF3R
— M•A•J (@Ultra_Suristic) October 24, 2019
Sementara, Marcel Desailly yang juga perwakilan FIFA menyatakan akan membawa rekaman video tersebut untuk diakukan investigasi oleh FIFA mengenai keputusan wasit yang menganulir gol Quincy Promes tersebut.
"Mereka menggunakan teknologi pada cuplikan gerakan lambat. Mereka tidak meluangkan waktu untuk berenti dan melihat garis dan jarak bola dari kaki pemain saat melepaskan bola," kata Desailly.
"Saya perwakilan FIFA dan akan menunjukkan kepada mereka karena hal ini adalah sebuah isu. Untuk berusaha mencapai akurasi, anda memerlukan dua menit ekstra dalam laga itu," tambahnya.
Kemenangan 1-0 atas Ajax membawa Chelsea menyamaim poin Ajax dengan nilai 6.
The frame #VAR used compared to the frame when the ball was crossed...#beINUCL #AJACHE pic.twitter.com/NSxydCORSQ
— beIN SPORTS (@beINSPORTS) October 23, 2019
What do you make of this #VAR call for offside?
Talk about fine margins... #beINUCL #UCL #AJACHE pic.twitter.com/5Hf2h9YGwS
— beIN SPORTS (@beINSPORTS) October 23, 2019
Baca Juga: Suporter Liverpool Ini Justru Nyasar ke Kota Gent, Bukan Genk
Selain itu seperti dilansir BolaSport.com dari Squawka Football, Chelsea menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan Ajax di Stadion Johan Cruijff ArenA di berbagai ajang kompetitif pada musim 2019-2020.
De Godenzonen memiliki catatan mentereng pada musim ini ketika bermain di kandang.
Dalam 7 pertandingan terakhir mereka di kandang di berbagai ajang kompetitif, Ajax sukses mencatatakan kemenangan atas lawan-lawannya sejak Agustus 2019.
Tepatnya sejak mereka bermain pada putaran ketiga kualifikasi Liga Champions menghadapi PAOK Salonika.
Chelsea are the first team to beat Ajax in any competition so far this season and the first away team to keep a clean sheet at the Johan Cruijff ArenA.
Huge three points for Frank Lampard's side. #UCL pic.twitter.com/qFGMQRLnqr
— Squawka Football (@Squawka) October 23, 2019
Mereka tercatat mampu mencetak 24 gol dengan 5 kali clean sheet dan hanya kebobolan 4 gol.
Ajax pun tercatat belum tersentuh kekalahan di Liga Belanda ketika mereka bermain di kandang yang telah melakoni 4 partai kandang.
Sementara itu, pelatih Chelsea, Frank Lampard bangga dengan penampilan para pemain mudanya.
"Saya sangat senang dengan seluruh elemen dari kemenangan ini," kata Lampard.
"Para pemain muda yang masih dianggap bayi mendapat menit bermain di Liga Champions, jadi ini sebuah tes yang besar buat mereka," tambahnya.
| Editor | : | Bagas Reza Murti |
| Sumber | : | BEIN Sports |
Komentar