Ia berhasil tampil terdepan di starting grid pada GP Hungaria sebelum Formula 1 2019 istirahat hampir sebulan.
"Hari yang menarik, menjadi yang tercepat merupakan perasaan luar biasa. Tim bekerja keras dan kami menunjukkan hari ini kami sangat cepat," tutur Verstappen seusai memarkir mobilnya.
Baca Juga: Renault Didiskualifikasi dari GP Jepang, Penalti Pembalap Ferrari Jadi Tak Ada Gunanya
Max Verstappen memenangi dua balapan terakhir di F1 Meksiko.
Pada 2018 ia memulai dari posisi kedua di grid tetapi berhasil menjadi yang tercepat setelah mengalahkan kedua Ferrari dari Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen.
Setahun sebelum itu, Verstappen mengungguli Valttteri Bottas dan Raikkonen untuk menjadi yang tercepat pada balapan.
Sesi kualifikasi di F1 Meksiko 2019 berakhir dengan penuh drama setelah Valtteri Bottas (Mercedes) menabrak dinding jelang tikungan terakhir menuju start-finish line.
Bottas is OFF!#MexicoGP ???????? #F1 pic.twitter.com/LfYYCT1uOZ
— Formula 1 (@F1) October 26, 2019
Catatan waktu tercepat Valtteri Bottas sebelum itu hanya cukup untuk membawanya ke posisi keenam di grid, diikuti oleh duo Mclaren Carlos Sainz dan Lando Norris.
Kedua Toro Rosso, Daniil Kvyat dan Pierre Gasly melengkapi top 10.
Crash Bottas akan sangat menentukan apabila ia terpaksa harus menerima penalti grid karena kerusakan yang terlalu besar ke mobilnya.
Hal ini krusial karena Lewis Hamilton bisa menjadi juara dunia seusai balapan F1 Meksiko 2019 apabila ia mengambil 14 poin lebih banyak dari Bottas.
CLASSIFICATION: END OF QUALIFYING
Max loves Mexico, doesn't he?! He qualifies ahead of the Ferraris#MexicoGP ???????? #F1 pic.twitter.com/aFjBhWiz51
— Formula 1 (@F1) October 26, 2019
Akan tetapi, perkembangan terbaru menyebutkan bahwa kedua pembalap Ferrari menyangka kalau bendera kuning keluar setelah kecelakaan Bottas tersebut sehingga mereka tak menancapkan pedal gas.
Sementara, bos Red Bull, Christian Horner, percaya bahwa bendera kuning belum berkibar saat Verstappen melintasi garis finish pada lap terakhirnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Komentar