Namun begitu, status Honda sebagai motor terbaik membuat Rossi membuat langkah berani untuk pindah ke tim lainnya.
"Ketika itu Honda mempunyai motor yang jauh di atas pabrikan-pabrikan lain," ujar Rossi menjelaskan.
"Dan pada saat itu pula dapat dikatakan bahwa kami tidak bisa menang tanpa Honda," tuturnya lagi.
Rossi pun tidak menampik bahwa meninggalkan Honda pada akhir musim 2003 merupakan ide gila yang pernah dia buat dalam kariernya.
Baca Juga: Kalahkan Asleigh Barty, Kiki Bertens Panaskan Persaingan Grup Merah
4⃣0⃣0⃣ GP starts ????
9⃣ World titles
1⃣1⃣5⃣ GP victories
Only 1⃣ Valentino Rossi #Rossi400 pic.twitter.com/0UE56uN31S
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) October 27, 2019
Rossi kemudian bergabung dengan Yamaha yang dipandang sebagai penantang gelar juara. Rossi pun sempat dipandang sebelah mata pada musim berikutnya.
"Saya memilih pergi ke Yamaha yang sedang mengalami masalah. Jika Anda memikirkannya kembali, itu adalah keputusan gila, dan saya tidak pintar," tambahnya.
Beruntung bagi Rossi, keputusannya berbuah manis. Dia juga tidak kecewa meski tidak melewati rekor gelar juara milik Agostini itu.
"Dengan Yamaha, saya mungkin meraih kemenangan lebih sedikit, tetapi mereka lebih baik," ucap Rossi.
"Saat ini saya tidak akan mengatakan bahwa saya gila tetapi tepatnya saya telah membuat langkah yang berani."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Paddock GP |
Komentar