Karier Lecuona justru bermula di ajang supermoto. Setelah berkutat di trek lumpur hingga memenangi Kejuaraan Spanyol, dia memutuskan hijrah ke trek aspal pada 2015.
Jalan Lecuona ke MotoGP baru terbuka pada 2016. Setelah tampil di Kejuaraan Internasional CEV, dia masuk ke Moto2 sebagai pembalap pengganti.
Terbiasa menggunakan kaki ketika menikung dan bukannya siku atau lutut, wajar apabila perjalanan Lecuona awalnya tidak mulus.
Performa Lecuona baru meningkat ketika bergabung dengan tim Swiss Innovative Investors yang memakai sasis KTM pada 2018.
Baca Juga: Gak Neko-Neko, Alasan Maverick Vinales Lebih Ngebut daripada Valentino Rossi
Sejak saat itu Lecuona mulai tampil kompetitif. Performanya pun menarik perhatian KTM, lebih-lebih setelah duel dengan Brad Binder dan Joan Mir di balapan GP Americas.
Adapun kekuatan utama yang dimiliki Lecuona adalah agresivitas dalam mengendarai motor serta kemampuan mengatasi grip ban depan.
Seperti Marc Marquez, Lecuona tak terlalu khawatir kehilangan grip ban depan dan bisa menunda pengereman sejauh mungkin ketika memasuki tikungan.
Hal itu dikatakan kepala kru Lecuona di American Racing, Mathieu Grodecoeur, seperti dikutip BolaSport.com dari Motorsport Magazine.
Baca Juga: Bos Repsol Honda: Kami Berencana, The Baby Alien yang Menentukan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | motorsportmagazine.com |
Komentar