"Pertama-tama peserta dipertandingkan sesuai dengan tahun kelahiran untuk setiap kelompok usia," kata Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi kepada awak media, termasuk BolaSport.com, di GOR PB Djarum, Kudus, Rabu (20/11/2019).
"Kemudian tim pelatih PB Djarum akan membuat request berbagai pertandingan, siapa lawan siapa," imbuhnya.
Pada hari kedua tim pelatih masih akan mengamati para peserta yang tersisa melalui dua sesi pertandingan yang mereka atur.
Proses seleksi sedikit berubah pada hari ketiga. Pada pagi hari pemain akan melalui tes fisik berupa beep test.
Baca Juga: Liliyana Natsir Minta Publik Sabar dengan Progres Tontowi/Winny
Beep test adalah tes berlari di antara dua garis yang berjarak kurang lebih 20 meter, sepanjang suara "beep" terus berbunyi.
Peserta akan kembali bertanding pada sore hari sebelum diumumkan siapa saja yang akan melangkah ke Tahap Karantina.
Fase Karantina digelar selama satu pekan, 23-29 November 2019 di dua GOR Djarum di Jati dan Kaliputu.
Baca Juga: Resmi Dibuka, Pendaftaran BRIlian Run 2019 Gratis Mulai 20 November
"Setelah karantina baru kita menentukan siapa-siapa yang mendapatkan beasiswa bulu tangkis," kata Fung melanjutkan.
"Penilaian kami berdasarkan kemampuan, fisik, dan selama karantina sebanyak mungkin menilai kegigihan dan perjuangan peserta."
Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 diikuti oleh 4118 atlet yang terbagi dalam dua kelompok usia, U-11 dan U-13.
Dari ribuan atlet itu, terpilih 134 pemegang Super Tiket yang tersebar dari lima lokasi audisi: Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.
Baca Juga: Cara Emilia Nova Jaga Kondisi Jelang SEA Games 2019 Usai Cedera
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar