BOLASPORT.COM - Berbagai aspek menjadi fokus PB Djarum dalam Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Salah satunya adalah bakat alam.
Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 telah memasuki tahap final yang dimulai pada Rabu (20/11/2019) di GOR Djarum, Kudus.
Dalam Final Audisi Umum 2019, para peserta akan melalui beberapa sesi untuk membuktikan kepantasan diri mendapat beasiswa PB Djarum.
Bertanding melawan peserta lain akan menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam tahap final yang digelar selama tiga hari.
Mula-mula peserta Final Audisi Umum 2019 akan berhadapan dengan lawan dari tahun kelahiran yang sama atau berdekatan.
Kemudian mereka akan melakoni beberapa duel dengan lawan yang sudah diatur sedemikian rupa oleh tim pelatih PB Djarum.
Kekalahan bukan satu-satunya ukuran yang digunakan tim pelatih PB Djarum selaku juri dalam mencari murid-murid baru.
Selain juga semangat juang dan kegigihan, talenta alami yang ditunjukkan peserta sepanjang gelaran Final Audisi Umum menjadi patokan.
Baca Juga: Final Audisi Umum 2019 - Peserta Asal Luar Pulau Jawa Tidak Mau Kalah
Adapun karena PB Djarum di Kudus memfokuskan diri dengan pemain tunggal, kemampuan pergerakan kaki (footwork) menjadi aspek kunci.
Hal itu seperti dikatakan Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com di GOR Djarum, Rabu (20/11/2019).
"Fokus kita bagaimana dia men-cover lapangan dengan footwork-nya, apakah rapi atau tidak," kata Fung Permadi.
"Apabila seorang atlet, semisal usia 10 tahun tapi mempunyai pergerakan kaki cukup baik dan rapi itu semestinya sebuah bakat alam."
Baca Juga: Dulu Hampir Gagal di Audisi Umum, Kevin Sanjaya Cuma Butuh 1 Bakat untuk Pukau Pelatih PB Djarum
Fung menilai atlet muda dengan nilai istimewa dalam salah satu aspek di bulu tangkis punya keuntungan bisa dipoles dengan lebih cepat.
"Dengan begitu, untuk sisi-sisi lain kita bisa mempercepat kemajuan atlet itu sendiri," ucap finalis Kejuaraan Dunia 1999 itu.
Sementara soal aspek bulu tangkis yang dimaksud, di samping footwork masih ada pukulan stroke, cara bermain, antisipasi, serta kecerdasan.
"Kecerdasan, bagaimana dia menempatkan bola, waktu tertekan bisa tidak mencari jalan, itu kan tidak semua anak bisa," ujar Fung.
"Paling susah dicari orang yang komplet. Karena kalau mau juara itu harus komplet, paling tidak semua aspek nilainya di atas tujuh," pungkasnya.
Baca Juga: Liem Swie King: Jadi Pemain Tunggal Juara Harus Lebih Mau Capek
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar