Tak hanya itu, Honda juga pernah menjadi "rumah" bagi para pembalap legendaris sekaliber Mick Doohan, Alex Criville, Casey Stoner, Valentino Rossi, hingga Marc Marquez.
Dengan rekam jejak sedemikian cemerlang, pantas jika Lorenzo tidak perlu berpikir dua kali sebelum mengiyakan tawaran dari tim berlogo sayap tunggal tersebut.
"Saya mendapat kesempatan itu saat berumur 32 tahun, dan saya tidak dapat berkata tidak," ujar Lorenzo dikutip Bolasport.com dari Speedweek.
"Bagi saya, bergabung bersama Honda rasanya seperti dikontrak tim seperti Real Madrid atau Barcelona. Mereka adalah tim dengan koleksi gelar juara yang berlimpah," lanjutnya.
A biking outing with World Champions! ????????
— Box_Repsol (@box_repsol) November 22, 2019
Tarmac, a #TeamRepsol motorcycle and, at the end of the day, a talk to share confidences. ????
Join them on the trip! ???? In the video!#AlexCriville #JL99 pic.twitter.com/fx1JOC4BLm
Lorenzo lantas melanjutkan ceritanya dengan menuturkan proses yang dialaminya sebelum akhirnya memutuskan pensiun.
"Setelah kecelakaan di Assen (MotoGP Belanda), ide untuk pensiun menjadi semakin nyata. Tapi saya masih membutuhkan waktu untuk memikirkannya," ujar Por Fuera.
"Jadi, saya mencoba tetap mengikuti tur Asia, siapa tahu motivasi dan feeling saya bisa kembali. Tapi ternyata tidak," pungkasnya.
Baca Juga: Valentino Rossi: Tujuan Kami Bukan Menjadi Lebih Cepat, tetapi...
Hingga saat ini, Jorge Lorenzo belum secara resmi menentukan kesibukan apa yang dipilihnya setelah pensiun dari MotoGP.
Namun, dengan melihat pengalaman Casey Stoner dan Dani Pedrosa, peran sebagai pembalap penguji tampaknya akan menjadi pilihan yang cukup realistis bagi Lorenzo.
Lorenzo sendiri memutuskan untuk menghabiskan "liburannya" dengan berkunjung ke Pulau Dewata, Bali, sembari memikirkan mengenai jalan hidup selanjutnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | speedweek.com |
Komentar