"Wajar saja, memang seperti ini. Itulah kenapa saya berkata ayo bergerak ke depan," kata Tolentino, dilansir BolaSport.com dari Rappler.
"Kita seharusnya bersatu untuk negara kita. Jangan saling menjatuhkan satu sama lain. Lebih baik kita menjadikan negara sebagai prioritas pertama," imbuhnya.
Tolentino beralasan bahwa waktu yang mepet menjadi salah satu penyebab panitia SEA Games 2019 mengalami kesulitan dalam melakukan persiapan.
"Saya harap pihak lain memahami bahwa satu tahun tidak cukup untuk membuat persiapan. Perlu diingat bahwa Brunei seharusnya menjadi tuan rumah," ucap Tolentino.
"Kami hanya memiliki satu tahun untuk persiapan," katanya menegaskan.
Baca Juga: SEA Games Filipina 2019 Kacau, Ternyata Indonesia Sempat Disiapkan Jadi Tuan Rumah Cadangan
Persiapan Filipina dalam menggelar SEA Games 2019 memang mengalami kendala, salah satunya adalah kurangnya dana yang disiapkan Pemerintah Filipina.
Pemerintah Filipina menarik sebagian dana untuk membangun ulang Marawi yang menjadi medan perang antara militer Filipina dengan militan ISIS selama berbulan-bulan.
Pada Juli 2017, Filipina santer dikabarkan membatalkan diri sebagai tuan rumah SEA Games 2019. Indonesia dan Thailand pun sempat digadang-gadang menjadi penggantinya.
Namun dengan segala keterbatasan yang ada, pihak Filipina tetap bersikukuh untuk menyelenggarakan pesta olahraga multi-event dua tahunan itu.
Baca Juga: Ini Kata PSSI Tentang Buruknya Panitia SEA Games 2019 di Filipina
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | rappler.com |
Komentar