Empat poin didulang Gregoria untuk berbalik memimpin. Dibantu juga oleh kesalahan Intanon, Jorji (sapaan akran) memperlebar jarak menjadi 7-5.
Namun, Intanon berhasil bangkit. Setelah menyamakan skor menjadi 7-7, perolehan poinnya tak pernah tersusul hingga gim pertama berakhir.
Margin skor besar bahkan dapat diciptakan Intanon setelah jeda interval. Dari kedudukan 10-11, berubah menjadi 10-15 untuk keunggulan pemain Thailand.
Gregoria sejatinya bisa melawan. Namun peluang emas lepas dari tangannya karena pukulan yang tidak akurat. Dia pun harus rela takluk 13-21 pada gim pembuka.
Kekalahan pada gim pertama menambah motivasi Gregoria untuk menang pada dua gim tersisa. Start bagus dijalaninya hingga merebut lima poin pertama.
Intanon menolak menyerah. Dapat membaca pergerakan Gregoria, Intanon memberikan bola-bola yang sulit diantisipasi untuk memperkecil jarak.
Keunggulan lima poin yang dimiliki Gregoria mengecil hingga tersisa satu poin pada kedudukan 6-5. Untungnya, dia mampu memperbaiki kesalahannya.
Kendati mendapat perlawanan sengit dari Intanon, Gregoria sanggup menjaga keunggulan. Dia masih memimpin saat interval pertama berakhir dengan skor 11-9.
Keunggulan poin membuat Gregoria berada di atas angin. Permaianan juara dunia junior itu sukses membuat Intanon mati kutu.
Baca Juga: Head-to-Head Final Bulu Tangkis Putri SEA Games 2019 - Fitriani Paling Baik
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar