Laporan langsung Delia Mustikasari dari Filipina
BOLASPORT.COM - Petenis putri Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, meraih medali perunggu dalam debutnya pada SEA Games 2019 di Filipina.
Dalam perjalanan menuju semifinal cabang olahraga tenis, Priska Madelyn Nugroho mengalahkan petenis putri tertua pada SEA Games 2019, Tamarin Tanasugran (Thailand) pada perempat final.
Namun, Priska Madelyn Nugroho dikalahkan Nguyen Savanna Ly (Vietnam) pada semifinal. Nguyen Savanna akhirnya meraih medali perak setelah dikalahkan Aldila Sutjiadi (Indonesia), 0-6, 5-7 pada partai final.
"Pada perempat final, saya bertemu unggulan pertama asal Thailand dan bagus saya bisa mengalahkan dia. Tetapi, pada malam sebelum bermain pada semifinal, saya salah makan," kata Priska ditemui di Rizal Memorial Tennis Center, Manila, Jumat (6/12/2019).
"Saya makan Korean Barbeque. Saat bangun pagi, saya mengalami diare dan saat bermain, badan saya lemas sehingga saya terpaksa retired pada set kedua," aku pemain berusia 16 tahun ini.
"Kalau tidak sakit, mungkin saya bisa melangkah lebih jauh. Namun, mau bagaimana lagi. Memang keadaannya buruk."
Baca Juga: SEA Games 2019 - Tim Voli Pantai Putra Sumbang Emas Setelah Tidak Digelar 6 Tahun
Penampilan Priska sebagai pendatang baru pada SEA Games, cukup menawan. Meski tidak ditargetkan meraih medali emas, Priska tampil percaya diri dengan lawan yang lebih berpengalaman.
"Semula, saya benar-benar tidak tahu bagaimana lawannya dan kekuatannya. Setelah mengalahkan unggulan pertama, saya berharap bisa lebih jauh sebenarnya dengan melewati Vietnam pada semifinal.Tetapi, saya ambil sebagai pelajaran," ucap Priska.
Setelah SEA Games 2019, perempuan yang menembus perempat final Wimbledon Junior 2019 ini berencana mengikuti turnamen yang masuk dalam kalender ITF (Federasi Tenis Internasional), dimulai dari Australian Open.
"Rencananya, saya mau bermain di semua turnamen Grand Slam. Namun, akan di mix dengan pertandingan senior juga. Yang junior mungkin cuma seri Grand Slam. Targetnya yang penting melewati perempat final dulu," kata remaja kelahiran Jakarta 29 Mei 2003 ini.
Priska mulai mengenal tenis pada umur 4 tahun. Saat itu, dia baru belajar memegang raket setelah kakaknya lebih dulu bermain tenis.
"Habis itu, mulai umur 7 tahun saya iseng ikut pertandingan PON mini di Kemayoran, Jakarta. Disitu, saya mendapat empat medali," ucap Priska.
"Umur 13 tahun, saya pertama kali bisa ikut turnamen ITF dan langsung bisa mencapai perempat final. Setelah itu, saya melanjutkan terus karier bertenis. Tidak ada yang menyangka saya bisa lolos Grand Slam junior," aku Priska.
Turnamen Grand Slam pertama yang diikuti Priska ialah Australian Open 2016.
"Bedanya ini senior. Kalau dibilang levelnya mirip-mirip ya tidak terlalu," ujar putri pasangan Bertus Nugroho dan Emiliana ini.
"Saya masuk Grand Slam development team untuk membantu atlet yang berasal dari negara berkembang. Jadi, kami dibantu membayar tiket dan segala macamnya serta akomodasi."
"Jadi terbantu banget lah segala sesuatunya. Kalau tidak, berat juga untuk putri berangkat ke Grand Slam karena biayanya mahal sekali. Turnya juga panjang tidak hanya seminggu," tutur Priska.
Mengikuti turnamen Grand Slam sejak 2020 juga membuat Priska ingin merebut medali emas pada SEA Games 2021.
"Lawan yang akan dihadapi mungkin masih mirip-mirip seperti sekarang," ucap Priska.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar