BOLASPORT.COM - Inter Milan gagal melaju ke babak besar Liga Champions, sehingga mempertegas rekor buruk pelatih Antonio Conte di kancah antarklub Eropa.
Inter Milan menyerah 1-2 saat menjamu Barcelona dalam partai terakhir fase grup Liga Champions di Giuseppe Meazza, Milan, Selasa (10/12/2019).
Gol tembakan Romelu Lukaku sebatas membuat skor menjadi 1-1 setelah Barca unggul lebih dulu via lesakan Carles Perez.
Empat menit jelang akhir waktu normal, Barcelona yang turun tanpa diperkuat Lionel Messi menentukan kemenangan lewat gol wonderkid mereka, Ansu Fati.
Jadilah Inter mengubur asa lolos ke fase gugur Liga Champions karena finis di peringkat ketiga Grup F setelah Barcelona dan Dortmund.
Baca Juga: Sambil Merem dan Tanpa Lionel Messi Sekalipun, Valverde Buat Barcelona Tekuk Inter Milan
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Pemain Termuda Sepanjang Sejarah Cetak Gol, Inter Milan Gugur
Baca Juga: Inter Milan Tersingkir, Lukaku Langsung Diejek Bek Man United
Hadiah "hiburan" dari perjuangan Inter di Liga Champions musim ini adalah tiket ke babak 32 besar Liga Europa.
Kondisi yang dialami Inter Milan seolah menegaskan status Antonio Conte yang lazim disebut sebagai pelatih spesialis kompetisi domestik saja.
Ya, Conte memang memiliki rekor mengesankan dengan membawa tim asuhannya meraih gelar liga 4 kali dalam 5 tahun sepanjang periode 2012-2017.
Rinciannya, Conte menjuarai Liga Italia 2011-2012, 2012-2013, dan 2013-2014 untuk Juventus dan Liga Italia 2016-2017 bersama Chelsea.
Namun, rekornya tidak mengesankan saat memimpin klub di pentas level Eropa.
Selain belum meraih trofi kancah kontinental sepanjang karier kepelatihannya, Conte juga tidak pernah jauh membawa klubnya melaju di kompetisi antarklub Benua Biru.
Antonio Conte the ultimate Champions League bottler. ???????????????????? pic.twitter.com/VDv1z5xH43
— Matthew Ward (@Matthew_Ward_92) December 11, 2019
Seusai membawa Juventus kampiun Serie A, Conte memandu Bianconeri ke Liga Champions 2012-2013 yang menjadi musim debutnya melatih di pentas akbar tersebut.
Pencapaiannya mentok hingga perempat final akibat disingkirkan Bayern Muenchen dengan agregat 0-4 (0-2, 0-2).
Baca Juga: Rekap SEA Games 2019, Timnas Indonesia Ternyata Bukan Runner-up Terbanyak
Musim berikutnya, Juventus bahkan rontok di fase grup akibat kalah bersaing dari Real Madrid dan Galatasaray.
Bianconeri turun kelas ke Liga Europa dan maju hingga semifinal untuk dihentikan Benfica (1-2, 0-0).
Antonio Conte in domestic leagues vs Antonio Conte in the Champions League pic.twitter.com/WNAUVfLAxU
— . (@EnemyOfFootbaII) December 10, 2019
Pindah ke Chelsea, peruntungan Conte tidak berubah jauh.
Di Liga Champions 2017-2018, The Blues memang mampu lolos dari fase grup sebagai runner-up di bawah AS Roma.
Namun, mereka langsung dijegal di babak 16 besar karena dikalahkan Barcelona (1-1, 0-3).
Kini berada di balik kemudi Inter Milan, musuh yang sama menghancurkan asa Conte memperbaiki rapor di Liga Champions.
Baca Juga: Liga Champions - 2 Tiket Tersisa Diperebutkan 5 Klub, Ini Syarat Kelolosan Dini Hari Nanti
Lautaro Martinez cs rontok di fase grup dan kini bakal mengarungi perjalanan di Liga Europa.
Setidaknya, Inter Milan mungkin mengambil sisi positif dari kegagalan bersama Conte di Liga Champions karena mereka bisa lebih habis-habisan di liga domestik.
Buktinya, dua gelar perdana Conte pada musim debut bersama Juventus (2011-2012) dan Chelsea (2016-2017) terjadi ketika klub tidak berkompetisi di pentas antarklub Eropa.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Uefa.com |
Komentar