Alhasil, Marcus/Kevin cuma perlu menyamai hasil yang dicatat Li/Liu dalam laga terakhir.
Apabila Li/Liu menang straight game, Minions juga butuh menang straight. Pun demikian jika Li/Liu menang rubber, Minions juga harus mencatat hasil serupa.
Bagaimana jika Li/Liu kalah? Minions juga "boleh" kalah, asalkan jangan kebablasan sampai dua gim langsung.
Sebab, jika kalah, Minions juga harus bersaing dengan lawan mereka di matchday terakhir, yaitu Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Kekalahan dari Kamura/Sonoda akan mencoreng rekor head-to-head Marcus/Kevin. Itu artinya, mereka harus menjaga keunggulan dalam kriteria yang lebih tinggi, yaitu selisih gim.
Marcus/Kevin sudah memenangi tiga gim dan kalah tiga gim (3-3) di fase grup World Tour Finals 2019. Rekor mereka sama seperti Li/Liu dan lebih baik dari Kamura/Sonoda (1-4).
Apabila bisa mencuri satu gim, Marcus/Kevin masih memiliki selisih gim yang lebih bagus (4-5) daripada Kamura/Sonoda (3-5).
Dalam hal ini, Marcus/Kevin akan lolos karena memiliki selisih gim paling baik.
Bahkan jika Li/Liu juga kalah rubber, mereka tetap tersingkir karena kekalahan dari Minions pada matchday pertama membuat mereka kalah dalam rekor pertemuan.
Meski begitu, tidak berusaha menang tetapi berharap lolos tentu saja bukan sifat seseorang yang memiliki mental juara.
Lolos dengan hasil kemenangan jelas menjadi pencapaian yang diharapkan semua kontestan. Jonatan dan Marcus/Kevin pun tentunya sama.
Baca Juga: Skenario Kelolosan Wakil Indonesia di Fase Grup BWF World Tour Finals 2019, Termasuk Marcus/Kevin
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar