Dengan posisi sebagai Anggota Komite Eksekutif ASC, Firtian bukan hanya bisa lebih banyak mengetahui nomor-nomor apa saja yang dipertandingkan, tetapi juga bisa menempatkan personel Indonesia sebagai juri cabang menembak SEA Games Filipina 2019.
"Keberadaan personel Indonesia dalam kepanitian SEA Games 2019 itu sangat penting dalam menjaga agar tidak merugikan kepentingan petembak Indonesia. Perlu dicatat bahwa Singapura dan Malaysia selama ini paling banyak menempatkan personelnya di ASC," tutur Firtian.
Sama halnya dengan SEA Games Filipina 2019, dengan posisi sebagai Anggota Komite Eksekutif ASC dirinya langsung menawarkan bantuan kepada organisasi menembak Vietnam yang menjadi tuan rumah SEA Vietnam 2021.
Baca Juga: Manajer Repsol Honda Sebut Lorenzo Jadi Poin Negatif untuk Timnya
"Ya, saya sudah menawarkan bantuan kepada Asosiasi menembak Vietnam untuk membantu mensukseskan pelaksanaan SEA Games Vietnam 2021," ucap Firtian.
"Lewat bantuan itu, kami bisa mengetahui nomor apa saja yang bakal dipertandingkan sehingga kita bisa melakukan persiapan lebih baik lagi. Pola ini sama dengan sport intelegence yang dijalankan negara-negara lainnya."
Tidak puas dengan kepentingan Indonesia, Firtian JudiSwandarta sedang menghimpun kekuatan untuk mengusulkan kepada Federasi Menembak Internasional (International Shoting Sport Federation-ISSF) agar menambah jatah kuota bagi atlet menembak Asia untuk meraih tiket ke Olimpiade.
Pasalnya, selama ini jatah itu lebih didominasi Eropa dan Amerika, sementara perkembangan olahraga menembak di kawasan Asia jauh lebih baik.
"Asia itu hanya mendapat kuota lebih sedikit dibandingkan jumlah populasi penduduknya. Jika rasio populasi yang dijadikan sebagai alasan penetapan kuota petembak untuk Olimpiade, ISSF harus menambah kuota khusus negara Asia," kata Firtian.
"Pertimbangannya, jumlah penduduk Asia itu lebih besar dengan perkembangan olahraga menembak cukup bagus dengan banyaknya berdiri lapangan tembak. Selain itu, sponsorship Olimpiade juga banyak perusahaan raksasa dari Asia. Ini kan tidak fair," ucap Firtian.
Hal yang paling krusial lainnya, kata Firtian Judiswandarta yakni ISSF menghentikan atau menghapus nomor-nomor Olimpiade yang dikuasai petembak Asia pada Olimpiade.
"ISSF lebih mengutamakan kepentingan Eropa dan Amerika karena nomor-nomor cabang menembak yang dikuasai petembak Asia tidak bisa lama bertahan pada setiap pelaksanaan Olimpiade."
"Hal ini perlu diperjuangkan untuk memberikan kesempatan lebih banyak petembak Asia untuk menjadi juara Olimpiade," ucap Firtian.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Perbakin |
Komentar