BOLASPORT.COM - Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig tampaknya gerah dengan anggapan timnya memiliki motor yang sulit. Sanggahan pun dilontarkannya.
Repsol Honda boleh jadi tim yang senyumnya paling lebar setelah gelaran MotoGP musim 2019 berakhir.
Bagaimana tidak, seluruh gelar juara dari tiga kategori (pembalap, tim, dan konstruktor) yang dipertandingkan diborong habis oleh Repsol Honda.
Meski begitu, tak hanya pujian yang datang kepada Repsol Honda, tetapi juga cibiran.
Pasalnya, prestasi Repsol Honda tersebut dianggap dicapai hanya karena kemampuan di atas rata-rata Marc Marquez, sang pembalap andalan.
Jika berbicara statistik, anggapan itu bisa saja benar.
Dimulai dari Marc Marquez. Si Alien tampil perkasa sepanjang musim ini dengan raihan 420 poin hasil dari 12 kemenangan dan 6 kali runner-up.
Pembalap Honda lain? Tidak ada yang bisa naik ke podium teratas. Bahkan hanya Cal Crutchlow (LCR Honda) yang bisa naik ke atas podium.
Baca Juga: Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo Bakal Reuni di MotoGP 2020?
Beralih ke masalah poin di klasemen, 420 poin dari total 426 yang dikoleksi Honda untuk menjadi konstruktor juara berasal dari Marquez.
Pun demikian dengan klasemen tim. Sebanyak 420 poin dari 458 yang dikumpulkan Repsol Honda berasal dari capaian pembalap asal Cervera itu.
Ajaibnya, dengan poin Marquez saja, Repsol Honda masih bisa bertengger di posisi kedua dan hanya kalah dari Ducati (445 poin).
Lantas apa masalahnya? Motor yang terlampau liar menjadi problem yang dikeluhkan oleh para joki kuda besi Honda, termasuk Marquez.
Baca Juga: Marquez Akan Lakukan Kick-off El Clasico Barcelona vs Real Madrid
Ambisi Honda menjadi motor terkencang ternyata membuat si RC213V sulit dibelokkan.
Namun demikian, pandangan Honda sebagai motor tersulit mendapat tentangan dari manajer tim pabrikannya, Alberto Puig.
"Faktanya selama 18 tahun terakhir, Honda telah memenangi 10 gelar juara MotoGP dengan empat pembalap berbeda," kata Puig, dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Yamaha dengan dua pembalap saja dan Ducati hanya satu pembalap. Jadi dengan fakta ini kita bisa bilang bahwa motor paling mudah itu Honda."
Baca Juga: 'Tukar Nasib' dengan Hamilton, Rossi Merasa Jadi Pembalap F1 Sungguhan
Mantan pelatih Dani Pedrosa itu menilai bahwa anggapan Honda menang karena Marquez itu cuma opini belaka.
"Performa tim secara keseluruhan tidak hanya soal motor atau pembalap, tetapi sebuah struktur yang lengkap dan utuh," tutur Puig.
"Jadi saya pikir itu hanya opini, tetapi bukan sebuah fakta," tandasnya.
Sebagai informasi, empat pembalap Honda yang dimaksud Puig adalah Valentino Rossi, Nicky Hayden, Casey Stoner, dan Marc Marquez.
Baca Juga: Cerita Mick Doohan yang Nyaris Berduet dengan Rossi di Repsol Honda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | crash.net |
Komentar