BOLASPORT.COM – Isu klub telat atau menunggak membayar gaji pemain jadi masalah kronis Liga Malaysia (Liga M) maupun Liga Indonesia dari berbagai level kompetisi.
Isu yang muncul memang jarang terbuka penyelesaiannya ini tentu membuat pemain rugi dan dari Malaysia ada usulan solusi ke klub, terutama bagi tim Liga M.
”Lebih baik pemain mendapat gaji kecil tetapi datang setiap bulan daripada membayar besar tapi selalu menunggak,” kata Dr Zulakbal Abd Karim seperti dikutip BolaSport.com dari Berita Harian.
Zulakbal adalah Dosen Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Idris University (UPSI).
Dia menegaskan hal itu saat diminta untuk mengomentari skenario para pemain Liga Malaysia (Liga M) yang diperkirakan akan menghadapi pemotongan gaji.
Baca Juga: Kronis, Satu Klub Liga Super Malaysia Ingkar dan Hutang Gaji Pemain
Semua itu setelah kurangnya anggaran besar setiap klub Liga M musim depan.
Zulakbal mengatakan, para pemain jelas tidak punya pilihan jika skenario itu resmi terlaksana.
Baca Juga: Usia 38 Tahun, Eks Striker Persib Subur dan Jadi Top Scorer di Spanyol
Namun, para pemain juga seharusnya tidak membuat situasi itu sebagai alasan untuk bermain buruk.
”Jika ini adalah skenario ekonomi sepak bola musim depan, para pemain tidak punya pilihan selain beradaptasi dengan semua aspek mental dan gaya hidup mereka,” tutur Zulakbal.
”Tidak mungkin karena gaji yang kecil, mereka tidak ingin bermain maksimal.”
Efek main tak maksimal karena turun gaji diakui Zulakbal bakal berdampak buruk pada karier mereka di lapangan hijau.
”Para pemain juga akan rugi (jika main tak maksimal). Karena mereka perlu tahu, banyak pemain dapat menggantikan mereka dan tidak ada banyak tim lokal untuk saat ini,” ujar Zulakbal.
Baca Juga: Simpang Siur Kabar Kepergian Kiper Persebaya Surabaya Musim Depan
Baca Juga: Nasihat Panjang Park Hang-seo Untuk Shin Tae-yong, Singgung Masalah Agama di Indonesia
“Meskipun ada tim yang menginginkan jasa mereka, yang terbaik untuk para pemain adalah mereka bekerja keras.”
”Mereka juga perlu mengetahui kinerja mereka ketika menentukan jumlah gaji dan kontrak untuk musim mendatang,” tuturnya menambahkan.
”Jika mereka bermain buruk karena mereka memiliki gaji kecil saat ini, dikhawatirkan tim tidak akan menawarkan mereka kontrak baru di masa depan,” kata Zulakbal.
Laporan Berita Harian sebelumnya, sebagian besar pemain Liga M mungkin tidak punya bayaran 'mewah' musim depan setelah diduga terima penurunan gaji mereka.
Bahkan, beberapa pemain menghadapi pemotongan gaji hingga 50 persen dibandingkan dengan jumlah pendapatan yang mereka terima sebelumnya.
Managing director Action Football Asia Sdn Bhd, Ef fendi Jagan Abdullah menjelaskan, bahwa ini adalah hal yang terjadi sudah diduga sebelumnya.
Semua itu setelah kebanyakan klub Liga Super Malaysia dan Liga Premier Malaysia tidak memiliki anggaran besar untuk musim 2020.
Persoalan kronis soal gaji pemain telat ini juga terjadi di Liga Indonesia, baik dari Liga 1 atau Liga 2.
Kebijakan serupa layak dipertimbangan di Liga Indonesia.
Baca Juga: Samir Handanovic Dapatkan Clean Sheet ke-100 di Liga Italia Bersama Inter Milan
Baca Juga: Klopp Singgung soal Ujian Liverpool Usai Menangi Piala Dunia Antarklub
Baca Juga: Tahun Ini, Tak Ada Libur Natal untuk Para Pemain Nasional Malaysia
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Bharian.com.my |
Komentar