BOLASPORT.COM - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra alias Teco, menyindir pemerintah Bali karena minimnya jumlah pemain asli Bali di tubuh Serdadu Tridatu.
Jumlah pemain asli Bali di skuad Bali United semakin menurun seiring dengan persaingan yang ketat.
Dengan dilepasnya tiga pemain, yakni Nyoman Adi Parwa, I Nyoman Sukarja, dan Putu Pager, saat ini hanya ada tiga pemain asli Bali di tubuh Serdadu Tridatu.
Ketiga pemain yang tersisa adalah Kadek Agung, Andhika Wijaya, dan Agus Nova Wiantara.
Hal itu berbanding jauh dengan ketika pertama kali Bali United pindah dari Persisam Putra Samarinda pada 2015.
Baca Juga: Babak 8 Besar Jadi Target Minimal Jonatan pada 2 Turnamen Awal 2020
Saat itu setidaknya ada 50 persen dari total pemain yang merupakan putra daerah Bali.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, lantas angkat bicara terkait fenomena tersebut.
Secara pribadi pelatih yang akrab disapa Teco itu menginginkan supaya skuadnya dipenuhi dengan putra asli Bali.
Akan tetapi, kualitas yang ditunjukkan oleh para pemain asli Bali saat ini tidak setara dengan program tim.
"Semua orang Bali mau semua pemain lokal Bali bermain di Bali United. Saya juga mau seperti itu," tutur Teco dilansir Bolasport.com dari Tribun Bali.
Pelatih asal Brasil itu kemudian menyindir pemerintah Bali yang belum menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan talenta para pemain sepak bola muda.
Menurutnya, semua pihak harus berkomitmen untuk membangun sekolah sepak bola yang fokus dalam pembinaan pemain usia dini mulai dari sekarang.
"Saya mau semua pihak komitmen buat SSB, pemerintah bangun lapangan latihan yang standar dan fokus pembinaan U-14, U-18, U-20, pasti akan cepat menghasilkan pemain lokal Bali," ujar Teco.
"Saat tidak punya program seperti ini, kami susah hasilkan pemain lokal Bali," katanya lagi.
Baca Juga: Bhayangkara FC Kesulitan Rekrut Satu Pilar Lokal dari Klub Liga 2
Tak berhenti sampai di situ, mantan nahkoda Persija Jakarta itu juga menginginkan supaya pemerintah bisa mengadakan kompetisi berjenjang yang rutin.
Penilaian itu berkaca pada U-20 Bali United yang minim mengikuti kompetisi sehingga pemain jarang mendapatkan menit bermain.
"Biasanya latihan sebulan sebelum kompetisi, kemudian bermain di kompetisi pertandingan yang sedikit, selesai kompetisi, ya finis, dan mereka harus tunggu tahun depan lagi," ucapnya.
"Sangat sedikit kompetisi bagi mereka, dan susah lahir pemain berkualitas," ujar Teco.
Teco menyarankan supaya pemerintah bisa membantu menyusun program yang apik bagi para pemain muda Bali United.
Baca Juga: Solskjaer Puas Hasil Imbang dengan Wolves dan Siap Tarung Ulang
Tujuannya untuk menjaga kebugaran dan kualitas tubuh supaya selalu siap untuk turun bermain di lapangan.
"Bikin uji coba, atau turnamen, bikin program latihan," ucap Teco.
"Agar fisik dan tubuh mereka (anak usia 20) bisa terbentuk ketika latihan setiap hari."
"Karena saat off latihan, maka akan kembali mulai dari nol lagi saat ingin membentuk fisik dan tubuh mereka," katanya mengakhiri.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | bali.tribunnews.com |
Komentar