"Hari ini alat transportasi itu menyebabkan korban lain, salah satunya adalah pemain terbesar dalam sejarah basket," tuturnya menambahkan.
Menurut pria berusia 32 tahun itu, tragedi yang menimpa Kobe Bryant adalah contoh betapa rapuhnya helikopter sebagai alat transportasi.
"Itu adalah contoh lain tentang betapa rapuhnya kehidupan," tutur Lorenzo menambahkan.
"Mari kita menikmati hidup ini selama kita bisa (dan menghindari naik helikopter sampai benar-benar aman)," ucapnya.
Baca Juga: Ini Rahasia McLaren Berhasil Perbaiki Performa pada Musim 2019
Lorenzo sepenuhnya sadar apabila penilaiannya soal helikopter tersebut dapat menimbulkan pertentangan bagi khalayak umum.
"Saya mengerti bahwa cuitan saya dapat menyinggung beberapa pihak, tetapi saya tidak peduli akan hal itu," tuturnya lagi.
"Sayangnya Bryant dan para korban lainnya tidak dapat kembali, tetapi saya berharap penilaian saya akan membantu orang lain berbahagia," ucapnya mengakhiri.
Baca Juga: Potensi Mengemudi Max Verstappen Tercium Red Bull saat Berusia 15 Tahun
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Corsedimoto |
Komentar