Remaja berusia 16 tahun tersebut mengaku tidak punya firasat sebelum menjadi juara pada Australian Open junior.
"Firasat justru kami rasakan pada semifinal karena itu partai penentuan apakah kami akan mendapat piala atau tidak. Ketika kami menang pada semifinal, itu adalah salah satu kemenangan yang paling emosional," aku Priska.
"Pada semifinal, kami juga lebih percaya diri karena kami mengalahkan unggulan pertama. Hal tersebut tidak terlupakan. Dan itu adalah mimpi yang akhirnya tercapai. Kami tidak menyangka bisa menang juga," kata Priska.
Remaja kelahiran Jakarta 29 Mei 2003 ini memulai persiapan untuk Australian Open selama 1 bulan.
Sebelumnya, Priska mengikuti SEA Games 2019 di Manila, Filipina dan berhasil meraih medali perunggu dalam debutnya.
Selanjutnya, Priska mengikuti training camp selama dua minggu di Zuhai, China.
"Setelah itu, saya kembali ke Indonesia dan berlatih di Bandung. Baru berangkat ke Australia pada 7 Januari lalu mengikuti turnamen pemanasan di sana. Sebelum mengikuti turnamen, kami latihan sekitar 4 hari."
Baca Juga: Pebulu Tangkis Korea Ini terancam Tidak Bisa Tampil pada Olimpiade 2020
"Kunci kemenangan kami, saya dan Alex berteman baik sejak kecil, baik di dalam dan di luar lapangan," ucap Priska.
"Kuncinya adalah kepercayaan satu sama lain dan kami selalu berpikir positif sejak awal turnamen hingga akhir. Dari berbagai situasi, entah kami ketinggalan dan leading, kami selalu positif dan berusaha semaksimal mungkin," tutur Priska.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar