BOLASPORT.COM - Petenis putri junior Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, menjuarai Australian Open 2020.
Gelar juara didapat Priska Madelyn Nugroho yang bertandem dengan Alexandra Eala (Filipina) setelah menundukkan Ziva Falkner (Slovenia)/Matilda Mutavdzic (Britania), 6-1, 6-2 pada final yang berlangsung di lapangan 13 Melbourne Park, Australia, Jumat (31/1/2020).
Keberhasilan Priska Madelyn Nugroho itu mengulangi prestasi yang diukir Angelique Widjaja pada turnamen yang sama, 18 tahun lalu.
"Australian Open adalah salah satu Grand Slam favorit saya dan saya sangat bangga bisa memenangkan Grand Slam ini," kata Priska dalam perbincangan dengan BolaSport.com di lapangan tenis GBK, Selasa (4/2/2020).
Priska/Eala memulai perjalanan pada Australian Open dengan status sebagai unggulan keempat.
"Kami sudah menemui lawan yang cukup berat sejak babak pertama. Pada semifinal, kami tertinggal dua match point dan super tie break-nya tertinggal 1-7, 4-8. Kami bersyukur sekali bisa menutup 10-8 pada semifinal," tutur Priska.
Priska/Eala mengalahkan unggulan pertama, Kamilla Bartone (Latvia)/Linda Fruhvirtova (Republik Ceska), 1-6, 7-5, 10-8 untuk memastikan tiket ke partai puncak.
"Pada babak final, kami berhasil bermain dengan sangat baik dari awal hingga akhir match. Kami bermain dengan sangat solid dan bersyukur sekali bisa menang."
Baca Juga: Usai Cedera, Tunggal Putri Malaysia Ini Punya Tekad Baru Sebelum Akhir 2020
Remaja berusia 16 tahun tersebut mengaku tidak punya firasat sebelum menjadi juara pada Australian Open junior.
"Firasat justru kami rasakan pada semifinal karena itu partai penentuan apakah kami akan mendapat piala atau tidak. Ketika kami menang pada semifinal, itu adalah salah satu kemenangan yang paling emosional," aku Priska.
"Pada semifinal, kami juga lebih percaya diri karena kami mengalahkan unggulan pertama. Hal tersebut tidak terlupakan. Dan itu adalah mimpi yang akhirnya tercapai. Kami tidak menyangka bisa menang juga," kata Priska.
Remaja kelahiran Jakarta 29 Mei 2003 ini memulai persiapan untuk Australian Open selama 1 bulan.
Sebelumnya, Priska mengikuti SEA Games 2019 di Manila, Filipina dan berhasil meraih medali perunggu dalam debutnya.
Selanjutnya, Priska mengikuti training camp selama dua minggu di Zuhai, China.
"Setelah itu, saya kembali ke Indonesia dan berlatih di Bandung. Baru berangkat ke Australia pada 7 Januari lalu mengikuti turnamen pemanasan di sana. Sebelum mengikuti turnamen, kami latihan sekitar 4 hari."
Baca Juga: Pebulu Tangkis Korea Ini terancam Tidak Bisa Tampil pada Olimpiade 2020
"Kunci kemenangan kami, saya dan Alex berteman baik sejak kecil, baik di dalam dan di luar lapangan," ucap Priska.
"Kuncinya adalah kepercayaan satu sama lain dan kami selalu berpikir positif sejak awal turnamen hingga akhir. Dari berbagai situasi, entah kami ketinggalan dan leading, kami selalu positif dan berusaha semaksimal mungkin," tutur Priska.
Alexandra Eala bukan sosok baru bagi Priska. Mereka sudah bertandem sejak 2017 saat tampil pada lima turnamen Tennis Europe U-14.
"Kami menjadi juara selama lima pekan berturut-turut yakni saat berlangsung di Prancis, Belanda, kembali ke Prancis, Jerman, dan Belgia," ucap Priska.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Ini Tak Menyerah Cari Tiket Olimpiade 2020 meski Dikeluarkan dari Pelatnas
"Setelah 2017, kami belum partneran lagi sampai kembali bertandem pada Australian Open. Tetapi, chemistry masih sangat bagus. Kami juga masih sering berkomunikasi karena kami memang teman dekat sehingga berhasil bermain dengan sangat baik."
Sebelum Priska, Tami Grende keluar sebagai juara ganda putri junior Wimbledon 2014 bersama Qiu Yu Ye (China).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar