"Poinnya lumayan karena yang menang akan mendapatkan 10 persen. Tetapi ini poin bukan untuk Thomas Cup yang akan datang," ujar Aryono kepada BolaSport.com di Pelatnas Cipayung, Kamis (6/2/2020).
"Poin itu nanti masuknya ke BWF World Ranking. Dengan tambahan poin itu, otomatis akan memperbaiki ranking para pemain," ucap Aryono.
"Berbeda kalau untuk Olimpiade, poinnya murni dari 10 pertandingan terbaik dunia."
Baca Juga: Rionny Mainaky: Masalah Pemain Tunggal Putri Bukan Trauma, tetapi...
Tim putra Indonesia yang akan bermain sebagai unggulan pertama tentu bukan lagi hanya ditargetkan menjadi juara di Kejuaraan Beregu Asia 2020.
Skuat Merah Putih sudah dibebani dengan harapan bisa kembali memulangkan trofi Piala Thomas ke Tanah Air.
Menanggapi hal itu, Aryono mengatakan hasil dari Kejuaraan Beregu Asia 2020 tidak bisa begitu saja dijadikan patokan untuk Piala Thomas.
Baca Juga: Target Pertahankan Gelar Kejuaraan Beregu Asia, Tim Putra Harus Fokus
"Tidak bisa dijadikan patokan atau barometer menuju Thomas Cup, ya," kata Aryono.
"Tetapi, kalau di Kejuaraan Beregu Asia 2020 bisa menjadi juara, paling tidak kami punya gambaran dan tentu punya kepercayaan diri lebih banyak, di situ positifnya."
Sementara untuk Piala Thomas, kali terakhir Indonesia berhasil menjuarainya adalah di Giuangzhou, China, pada tahun 2002.
Sedangkan Piala Uber lebih lama lagi, di mana skuat Merah-Putih terakhir kali menjadi yang terbaik di ajang itu pada 1996.
Saat itu, Indonesia masih diperkuat srikandi-srikandi bulu tangkis seperti Susi Susanti dan Mia Audina.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar