BOLASPORT.COM - Ketika Suat Serdar tiba di FC Schalke 04 pada Juli 2018, ia datang sebagai pengganti Leon Goretzka yang bergabung dengan Bayern Muenchen.
Namun, musim pertamanya bersama Die Knappen tidak berjalan mulus.
Serdar menemukan dirinya tidak mampu beradaptasi dengan skema permainan Schalke.
Walau sekilas kualitasnya terlihat, tetapi kualitas itu tertutup oleh keraguan apakah pemain berusia 22 tahun tersebut memiliki apa yang dibutuhkan untuk membuatnya dapat bertahan di Veltins Arena.
Meski demikian, banyak hal dapat berubah dengan sangat cepat dalam sepak bola.
Sejak David Wagner mengambil alih kursi pelatih Schalke 04, produktivitas Serdar telah meningkat hampir dalam setiap aspek dari permainannya.
Puncaknya adalah saat pelatih tim nasional Jerman, Joachim Low, menominasikannya masuk ke skuat Der Panzer untuk pertama kalinya pada Oktober 2019.
Siapakah Suat Serdar dan bagaimana ia mampu menemukan kembali performanya yang sempat hilang?
Etos Alami Serdar Muda
Pada musim panas tahun 2018, kota Bingen am Rhein mengadakan pesta dadakan.
Alasannya? Untuk merayakan transfer Suat Serdar ke Schalke 04.
Baca Juga: Keluarga Jadi Sistem Pendukung Utama Bintang-bintang Bundesliga
Putra kota Hessian paling terkenal itu berlabuh dari tetangga sebelah, Mainz, ke jantung kota Ruhr yang berdetak kencang saat itu.
Georg Eifert, wakil kepala sepak bola remaja di Hassia Bingen, mengatakan bahwa Suat selalu menjadi yang terbaik dalam kelompok usianya.
Dalam pertandingan U-9 bersama Mainz 05, Serdar begitu mendominasi dengan mengalahkan anak-anak dari akademi klub Bundesliga lainnya.
Bersama Mainz, ia juga menuju jalan kedewasaan yang cepat, lebih singkat dari rata-rata anak seumurannya.
Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaan, Serdar muda kelahiran 11 April 1997 tidak selalu dapat diantar oleh mereka dari Bingen ke Mainz yang berjarak sejauh 32 km.
Saat hal itu terjadi, ia memilih naik kereta.
Baca Juga: Bayern Muenchen Siap Datangkan Firmino dengan Mahar Rp1,3 Triliun
Mukkerem Serdar, saudara laki-lakinya, mengatakan bahwa semakin terbiasa mandiri pada usia dini membantu Suat menjadi orang yang membumi.
Hal tersebut tentu saja membantu mengembangkan dirinya menjadi sosok pekerja keras dan membuatnya bersinar bersama tim muda Mainz dengan catatan 16 gol dan 11 assist dari 65 pertandingan.
Mainz memberikan debut Bundesliga untuknya pada usia 18 tahun.
Tetapi, hidup tak selamanya indah. Rentetan cedera yang dialami Suat membuat mantan direktur olahraga Mainz, Christian Heidel, mencoba memikatnya ke Schalke pada tahun 2018.
Indah pada waktunya, sebagian besar dari kegemilangan Serdar pada musim 2019-2020 dapat dipertanggungjawabkan kepada David Wagner.
Sang pelatih Schalke 04 mendapatkan inspirasi dari mantan pelatih Chicago Bulls dan Los Angeles Lakers, Phil Jackson, dalam membantu memperbaiki kondisi pemain yang secara teratur terhambat oleh cedera untuk mengembalikan level kebugaran mereka.
Baca Juga: Bukan Messi Ataupun Ronaldo, Inilah Sosok Idola Erling Haaland
Gaya Bermain
Seorang pemain yang nyaman dalam penguasaan bola, dengan tingkat keberhasilan operan yang mengesankan serta penglihatan tajam ke gawang lawan, Serdar melakukan apa yang juga dilakukan Goretzka.
Keduanya mendapatkan label "gelandang tengah penakluk", kuat dan tangguh dalam tekel serta cepat dalam mengalirkan bola dengan presisi tinggi.
Serdar dapat unggul sama baiknya di posisi nomor 6 atau nomor 10, meskipun lebih berbahaya saat diizinkan untuk bebas berkeliaran di daerah pertahanan lawan.
Tahukah Kamu?
Serdar tidak melupakan akarnya. Ketika Hassia Bingen mendapatkan promosi ke Oberliga alias divisi lima Jerman pada tahun 2018 dengan kemenangan 1-0 atas Sportfreunde Eisbachtal, gelandang tengah bernomor punggung 8 tersebut berada di antara para penggemar di stadion yang mendukung mereka pada hari itu.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Bundesliga |
Komentar