Akan tetapi, menurut Pejabat Pembantu Komitmen (PPK) PPON, Yayan Rubaeni, dana tersebut hanya mampu menutupi biaya kegiatan pelatnas paralimpik hingga Maret 2020.
Apabila penundaan APG 2020 ini terjadi lagi, Yayan Rubaeni mengkhawatirkan akan ada kekurangan anggaran.
"Kalau perhitungannya, setiap penambahan bulan pelatnas APG diperlukan Rp10 miliar. Itu pun baru untuk gaji dan akomodasi, di luar biaya try out," ujar Yayan ditemui secara terpisah.
Penundaan ASEAN Paragames 2020 ini merupakan yang kedua kalinya.
Sebelumnya ASEAN Paragames juga diundur dari jadwal semula 18-24 Januari menjadi 21-27 Maret dengan alasan kendala keuangan dan logistik.
Baca Juga: Kemenpora dan 3 Cabor Tanda Tangani MoU Terkait Olimpiade Tokyo 2020
Kemenpora sebelumnya mensiasati anggaran pelatnas ASEAN Paragames 2020 dengan mengambil dari Pelatnas Paralimpik 2020
Akan tetapi, tentu diperlukan tambahan anggaran apabila penundaan event kembali terjadi. Kemenpora sendiri belum menyiapkan anggaran tambahan untuk pelatnas.
"Ya tentunya karena ini mendadak, siklus penganggaran pemerintah belum menganggarkan untuk tambahan ini," ucap Yayan.
Sebelumnya, Filipina menyampaikan kabar penundaan ASEAN Paragames 2020 kepada Presiden NPC Indonesia Senny Marbun melalui surat resmi bernomor APSF/BoG Secretariat/2020/001 tertanggal 10 Februari 2020 .
"Demi kepentingan kesehatan, keselamatan, dan keamanan para peserta, kami menginfokan keputusan komite yang merekomendasikan penundaan ASEAN Para Games 2020 di tengah risiko wabah virus corona," kata Presiden ASEAN Para Games Filipina (APSF) Osoth Bhavilai dalam pernyataan tertulis.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar