Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Akan Terasa Berbeda bagi Kontingen Indonesia
"Kalau kita bersaing dengan India seharusnya pengalaman dari Asian Games dan Asian Para Games bisa jadi acuan. Presiden IOC Thomas Bach sudah melihat keseriusan Indonesia menjadi tuan rumah saat berkunjung kesini," ucap pria berusia 44 tahun tersebut.
"Dari situ saya pikir peluangnya cukup besar. Tetapi, peluang itu harus diikuti dengan keseriusan dari kita. Kami dari NOC berkomunikasi langsung dengan pemerintah supaya proses pra bidding ini bisa kami selesaikan," tutur Okto.
Oktohari menyatakan bahwa NOC Indonesia tidak mungkin membuat visibility study karena harus melibatkan banyak stake holder.
"Tidak mungkin kalau dari kami. Kami tidak sanggup. Harus ada lintas kementrian. Semuanya hanya bisa dilakukan oleh presiden karena presiden harus koordinasi dengan semua kementrian. Dengan kemenpora, kami sudah intensif dan kami masih menunggu."
"Mudah-mudahan pekan ini dapat kabar bisa dirataskan. China adalah negara pertama yang memberi dukungan kepada kami menjadi tuan rumah Olimpiade 2032," aku Oktohari.
Baca Juga: Raja Sapta Oktohari Ingin Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032
"Saya berangkat ofisial untuk mengunjungi NOC China dan NOC pertama yang kami kunjungi sebelum virus Corona merebak. Saya lihat China bisa menjadi patokan keberhasilan dari Olimpiade sebelumnya. Mereka langsung memberi dukungan penuh bahkan komitmen untuk memberikan fasilitas tambahan."
Selain Asian Games dan Asian Para Games, salah satu kekuatan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 adalah relawan.
"Volunteer kita dipakai di Tokyo dan Filipina karena mereka cukup aktif. Mereka mendapat sambutan positif dari IOC, selain itu juga sustainability. Dia melihat bahwa GBK dipakai pada Asian Games 1962 dan dipakai lagi pada Asian 2018," tutur Oktohari
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar