"Jika saya harus memberikan penilaian, Yamaha akan mendapat sebuah nilai 10 cum laude dan saya memberi Honda nilai 10," kata Pernat, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Ducati? Sebuah nilai yang hampir melewati batas kelulusan dan saya sedang mengatrolnya," ucap mantan manajer Andrea Iannone itu.
Ducati memang menjadi tim yang kalah dalam persaingan di bursa transfer pembalap. Pasalnya, mereka berhasrat merekrut salah satu di antara Vinales, Quartararo, dan Marquez.
"Saya mengharapkan sesuatu yang berbeda. Saya tidak berpikir mereka telah mengatur masa depannya dengan baik," ucap Pernat menjelaskan.
"Entah mereka ingin terus fokus dengan Andrea Dovizioso, atau mengharapkan Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Saya tidak melihat ada alternatif lain."
"Tidak merekrut Vinales adalah kesalahan besar. Mereka seharusnya menutup kesepakatan lebih dulu. Malahan, petinggi Yamaha di Jepang sudah mengantisipasinya," imbuhnya.
Dovizioso menjadi ujung tombak Ducati dalam tiga musim terakhir.
Namun, peluang Dovizioso menjadi juara diragukan mengingat usianya yang memasuki 34 tahun serta kemajuan yang dibuat rival-rivalnya.
Adapun duo tim satelit, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, belum menunjukkan performa yang menonjol sepanjang musim lalu.
Baca Juga: Sudah Ditolak Sebelum Negosiasi, Bos Ducati Legawa Marc Marquez Bertahan di Repsol Honda
Baca Juga: Valentino Rossi Tak Kuat Bikin Tim di MotoGP, Sewa Motor Saja Sudah Habis Rp33 Miliar
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar