BOLASPORT.COM - Pebola voli putra Indonesia, I Putu Randu Wahyu Pradana, turut mengantar Merah Putih meraih medali emas pada SEA Games 2019.
Nama I Putu Randu Wahyu Pradana mencuat pada SEA Games 2019 dan menjadi trending topic di Filipina melalui aksi selebrasinya pada pertandingan.
I Putu Randu Wahyu Pradana dianggap melakukan aksi provokasi di tengah laga melawan Filipina, 3-0 yang membuat Indonesia memastikan diri ke semifinal.
Di balik aksinya, pemain berusia 25 tahun tersebut mengaku sempat tidak menyukai cabang olahraga voli.
"Dulu saya bermain sepak bola dan motor cross, tetapi tidak disetujui oleh orangtua," kata Randu (sapaan akrab I Putu Randu Wahyu Pradana) dalam perbincangan dengan BolaSport.com di Padepokan Voli Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Randu baru menekuni voli selepas tamat SMP. Saat itu, timnas voli putra dan putri SEA Games tengah mengunjungi Bali.
"Waktu itu, pengurus PBVSI, pak Nyoman Sutisno itu paman saya. Setelah itu, saya dipanggil kakek saya untuk main di sana," ucap Randu
"Setelah itu saya kesana bertemu Mr Li (Li Qiujiang) dan Mr Ho. Saat itu mereka bilang tinggi sekali ini (Randu) Ini siapa? dan saat itu paman saya bilang cucu."
Randu kemudian diukur tinggi badannya dan ditanya apakah dia berminat bermain voli.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Putaran Kedua Proliga 2020, Diawali dari Gresik
"Sebelum menjawab, Papa cubit saya. Jadi saya bilang mau. Saya disuruh memilih antara voli pantai atau voli indoor. Mr Ho melatih di samator jadi saya masuk Samator (Surabaya Bhayangkara Samator)," tutur putra dari pasangan I Nyoman Parwata dan I Putu Sri Harmoni ini.
Randu selanjutnya berlatih voli hingga akhir pertengahan 2008 dan langsung berangkat ke Surabaya untuk berlatih di markas Samator.
Tak butuh waktu lama bagi Randu untuk mengikuti turnamen. Pada 2009, dia sudah mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) di Blora dan Ponorogo.
Randu pertama kali mengikuti Proliga pada 2009 bersama Samator dan dia belum masuk dalam tim inti.
"Kiprah saya terhitung cepat di voli. Ini sudah rezeki saya. Saya ikut timnas junior pertama kali pada 2010 dan turun di Thailand bersama Sigit (Ardian, pebola voli putri Indonesia lainnya)," ujar Randu.
"Mungkin perkembangannya bagus karena yang menangani tim saat itu pelatih China dan pernah menangani saya di Samator," aku Randu.
Baca Juga: Jakarta BNI 46 Target Juara Proliga 2020, Randu: Apa sih yang Tidak Mungkin
Selama menekuni voli, pemain di posisi quicker tersebut belum pernah mencicipi kejuaraan pelajar.
"Saya langsung bermain di kelompok senior. Saya ikut kejuaraan pelajar hanya sekali (Kejurda) dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) di Surabaya."
Setelah itu, Randu mewakili Jawa Timur pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau.
SEA Games pertama yang diikutinya adalah SEA Games 2011, lalu tampil pada SEA Games 2013 dan SEA Games 2015.
Namun, pada SEA Games 2017 Randu tidak masuk dalam tim karena tengah menghadapi masalah. Pada tahun tersebut dia juga vakum dalam Proliga.
"Sekitar 2015-2016 saya kabur dari Samator karena tidak ada kejelasan untuk kerja. Jadi, saya harus berkorban, membuang kesempatan karier voli demi meraih masa depan. Karier bisa dicari lagi setelah masa depan," tutur Randu.
"Saya memilih berhenti voli dan melanjutkan pendidikan ke TNI Angkatan Laut (AL) selama setahun. Pada 2017, saya masuk TNI. Setelah itu, saya baru memulai dari nol lagi, mulai berlatih, dan alhamdulillah sampai sekarang."
Randu mulai mengikuti Proliga lagi pada 2018 dan bergabung dengan Jakarta BNI 46 hingga sekarang.
"Saya ikut BNI karena BNI yang berkomunikasi kepada Samator supaya saya boleh bermain voli lagi. Denda saya kepada Samator dibayar oleh BNI," aku pemain kelahiran 15 Januari 1994 ini.
Randu sempat mengalami masa sulit karena cedera di kaki kiri saat kejurnas di DI Yogyakarta yang membuatnya tidak bisa bermain voli selama 1,5 tahun.
"Saya pikir, itu adalah akhir dari semuanya. Tetapi, saya berusaha sembuh dengan melakukan terapi dan alhamdulillah saya sampai sekarang sudah tidak ada-apa. Saat itu, saya merasa paling down sampai saya menangis."
"Selama 1,5 tahun saya hanya istirahat dengan menggunakan tongkat dan kursi," ujar Randu.
Selain voli, Randu juga menekuni karier di TNI AL dengan pangkat Sersan Dua.
"Dari AL, saya mendapat dispensasi saat mengikuti pertandingan. Kalau ada pertandingan, kami memiliki surat dari klub yang mengajak saya secara resmi sehingga pimpinan mengizinkan," kata Randu.
"Selagi saya masih bisa berprestasi, saya di izinkan keluar (bertanding) oleh AL. Kalau sudah tidak bisa berprestasi, saya baru kembali ke AL."
Dukungan keluarga yang cukup besar, membuat Randu bertahan dan melewati masa-masa sulit saat cedera.
"Orangtua selalu bilang, jangan pernah melihat ke belakang kalau belum bisa melihat masa
depan," ujar Randu.
Meski pernah merasa jenuh di voli, Randu tetap menikmatinya.Terkadang dia mengatasi kejenuhan dengan traveling untuk menikmati pemandangan alam.
Randu kini tengah fokus menyiapkan diri menghadapi putaran kedua Proliga 2020 yang mulai digelar pada 28 Februari di Gresik, Jawa Timur.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar