BOLASPORT.COM - Petinju kelas berat asal Amerika Serikat (AS), Deontay Wilder, masih berupaya mencari alasan di balik kekalahannya dari Tyson Fury.
Kali ini, Deontay Wilder memaparkan teori konspirasi yang membuat dia keok dan kehilangan sabuk juara dunia kelas berat versi WBC-nya.
Rekor tak terkalahkan dan gelar juara dunia WBC milik Wilder melayang setelah dikalahkan petinju Inggris, Tyson Fury.
Wilder dinyatakan kalah TKO (technical knock out) dari Fury pada ronde ketujuh duel ulang alias rematch yang berlangsung di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (23/2/2020).
Hasil itu tak lepas dari aksi sang asisten pelatih, Mark Breland, yang melempar handuk putih ke dalam ring sebagai tanda menyerah.
Baca Juga: Tes Pramusim MotoGP 2020 - Ditanya Krisis Honda, Valentino Rossi Tertawa
Akibat dari tindakan Breland itu, Wilder dikabarkan bakal memecat dia dari tim kepelatihan.
Wilder pun meyakini bahwa ada konspirasi di balik kekalahannya dari Fury.
Menurut petinju berjulukan The Bronze Bomber itu, Breland sengaja melempar handuk putih karena diperintah oleh mantan juara dunia, Andre Dirrell.
Andre Direll adalah petinju aktif yang dilatih oleh SugarHill Steward, sosok pelatih yang juga menangani Fury.
Baca Juga: Bernardo Silva Ingin Main Bareng Lionel Messi, Kode untuk Barcelona?
"Dia (Breland) dipengaruhi oleh (Anthony) Direll. Mereka mengatakan Direll di belakangnya berteriak, 'lempar handuk! Kami suka sang juara!'," kata Wilder kepada Boxing Scene, dilansir BolaSport.com dari Mirror.
"Anda tahu? Anthony Direll juga bekerja dengan 'SugarHill', sang pelatih lawan, pelatih Tyson Fury. Direll juga dilatih olehnya. Mark Breland mengatakan bahwa ia tidak mendengar apa-apa, tetapi semua orang mengatakan hal yang sama.
Wilder menjelaskan banyak pihak yang mendengar teriak-teriakan dari bangku penonton yang memerintahkan untuk melempar handuk putih.
Namun, Breland mengaku tak mendengar teriakan-teriakan itu.
Baca Juga: Emosi, Vidal Terima Dua Kartu Kuning dalam Waktu Kurang dari 1 Menit
"Banyak orang yang ada di sekitar saya dan banyak orang dari kamp saya, lalu jika semua orang mendengar dan jika orang-orang di corner mendengarnya, tetapi Mark berkata dia tidak bisa mendengar? Ada yang salah dengan itu," tutur Wilder.
"Banyak yang terjadi dengan Mark juga. Namun, Anda tahu? Kami akan membuat keputusan besar pada saat saya kembali dari Afrika dan kami akan bertarung," ucap Wilder melanjutkan.
Baru-baru ini, Deontay Wilder sudah menyatakan keinginan untuk mengajukan tanding ulang ketiga.
Tyson Fury pun sudah menyambut baik rencana rematch dari petinju berusia 34 tahun itu,
Baca Juga: Lawan Olympique Lyon, Juventus Pantas Terlena dengan Status Favorit
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | mirror.co.uk |
Komentar