Pasangan Denmark, Lars Paaske/Jonas Rasmussen (Denmark), menjadi ujian Kido/Hendra pada babak semifinal.
Lagi-lagi, mereka menang 21-19, 21-17.
Pertandingan final melawan Fu/Cai pun disebut Hendra tidak mudah.
Namun, laga itu sekaligus menjadi pertandingan paling berkesan.
Baca Juga: Belum Debut di Olimpiade 2020, Fajar Alfian Petik Hal Positif
"Laga final Olimpiade 2008 menjadi pertandingan paling berkesan karena kami melawan tuan rumah dan mereka lebih diunggulkan saat itu. Sudah begitu, kami kalah pada gim pertama," ujar Hendra.
Dia mengaku saat itu dirinya dan Kido tak punya strategi atau cara komunikasi khusus untuk bangkit dari ketertinggalan.
"Saat itu, kami fokus saja ke permainan. Saya justru lebih senang karena kami main di kandang lawan, karena beban mereka lebih berat," ucap dia melanjutkan.
Baca Juga: Ingin Naik Kelas, Fajar Alfian Incar Gelar Juara Turnamen Level Super 750 dan Super 1000
Setelah meraih medali emas pada 2008, Hendra Setiawan kembali bertanding pada Olimpiade 2016 bersama Mohammad Ahsan.
Namun, kiprah mereka tak maksimal karena hanya mentok pada fase grup.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akan kembali bertarung pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, mulai 24 Juli mendatang.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar