Herry Iman Pierngadi menilai halangan-halangan tersebut tak mengurangi motivasi Marcus/Kevin.
"Sejauh ini tidak ada pengaruhnya ke motivasi. Orang kan biasa melihat mereka saat juara, jadi tidak bisa kalau mereka kalah. Ekspektasi publik kan maunya melihat Marcus/Kevin. Kalau juara sudah biasa, kalau kalah tidak biasa," kata Herry di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta.
"Namanya semua pemain pasti kan ada menang dan kalahnya. Cuma karena persentase kemenangan mereka lebih besar, jadi kesannya tidak boleh kalah," tuturnya melanjutkan.
Baca Juga: Hendra Setiawan Ungkap Alasan di Balik Kegagalan pada Olimpiade 2016
Herry juga mengatakan Marcus/Kevin tak terbebani dengan ekspektasi demikian.
"Marcus/Kevin sudah terbiasa dengan ekspektasi seperti itu dan siap dengan konsekuensinya. Saat bertanding di turnamen seperti Indonesia Open mereka sepertinya enjoy saja," ucap Herry.
Di sisi lain, Herry mengakui Marcus/Kevin masih punya rasa penasaran setiap kalah pada turnamen besar.
Baca Juga: Belum Debut di Olimpiade 2020, Fajar Alfian Petik Hal Positif
"Kalau di event besar seperti Kejuaraan Dunia mungkin ada rasa-rasa penasaran. Mungkin mereka merasa sudah pernah beberapa kali main tetapi belum juga juara di sana. Itu yang harus kita cari solusinya," tutur dia lagi.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo akan bertanding pada All England Open 2020 di Birmingham, Inggris, 11-15 Maret 2020.
Mereka akan bersua Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty pada babak pertama.
Head-to-head Marcus/Kevin atas Rankireddy/Shetty sangat baik, dengan selalu menang pada delapan pertemuan sebelumnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar