BOLASPORT.COM - Pelatih kepala ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menyebut tersisihnya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada perempat final All England Open 2020 karena faktor penuruna stamina.
Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal mempertahankan gelar juara mereka pada All England Open 2020 setelah dikalahkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, pada putaran delapan besar.
Ahsan/Hendra kalah dengan skor 19-21, 18-21 di Arena Birmingham, Inggris, Jumat (13/3/2020).
Selain menghentikan misi mereka untuk mempertahankan gelar juara, kekalahan tersebut juga menjadi yang pertama setelah sepanjang tahun lalu mampu mengatasi permainan Endo/Watanabe sebanyak lima kali.
Menurut Herry Iman Pierngadi, hasil itu tidak lepas dari turunnya stamina Ahsan/Hendra usai bermain tiga gim alias rubber game pada dua pertandingan pertama All England Open 2020.
Baca Juga: Sebelum All England Open 2020, Hanya Sekali Minions dan Daddies Disingkirkan Lawan yang Sama
Hal inilah yang kemudian membuat kondisi pasangan berjulukan The Daddies itu tidak 100 persen prima saat bertemu Endo/Watanabe.
"Ahsan/Hendra selalu bertemu wakil Jepang sejak babak pertama. Pertandingannya selalu ketat dan berakhir rubber game," kata Herry, dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Pada pertandingan ketiga mereka bertemu Endo/Watanabe. Bertemu pasangan Jepang ini kondisi fisik seharusnya bisa betul-betul segar," tutur dia lagi.
Baca Juga: Pelatih Beri Pesan kepada Praveen/Melati Setelah Jadi Juara All England Open 2020
Ahsan/Hendra memang sudah berjuang keras sejak babak kesatu All England Open 2020 dimulai.
Pada laga pertama, Ahsan/Hendra bermain selama 53 menit dengan Akira Koga/Taichi Saito (Jepang) sebelum menang dengan skor 12-21, 21-13, 25-23.
The Daddies kemudian melanjutkan perjalanan mereka dengan menghadapi wakil Negeri Sakura lainnya, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, pada babak kedua.
Dalam laga ulangan final Kejuaraan Dunia 2019 itu, Ahsan/Hendra lagi-lagi bermain tiga gim sebelum menang 14-21, 21-15, 21-14.
Herry mengindikasikan dua kali bermain rubber game membuat stamina Ahsan/Hendra terkuras saat bertemu Endo/Watanabe.
Padahal menurut Herry, meladeni Endo/Watanabe butuh penampilan total.
Baca Juga: Setelah 1 Pekan Berjibaku di All England Open 2020, Praveen Jordan dkk Jalani Karantina
"Kalau ingin mengambil poin dari mereka, pemain harus tampil membunuh. Artinya, ya harus menyerang, tidak bisa mendapatkan poin dari menunggu kesalahan mereka," ucap Herry.
"Untuk itu tenaga dan fisik harus fresh dan tidak boleh kendor," kata Herry menambahkan.
Skuad ganda putra Indonesia gagal menyumbang gelar juara dari All England Open 2020.
Hasil terbaik dari tim yang dilatih Herry Iman Pierngadi ialah titel runner-up melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Ironisnya, hasil itu didapat Marcus/Kevin setelah dikalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan skor 18-21, 21-12, 19-21 pada babak final.
Kekalahan ini memperpanjang tren kekalahan beruntun Marcus/Kevin dari Endo/Watanabe menjadi enam kali.
Baca Juga: Evaluasi Pelatih: Marcus/Kevin Sudah Maksimal, tetapi Kerap Buru-buru
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar