BOLASPORT.COM - Pelatih kepala ganda putra nasional Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menyayangkan penurunan performa pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat tampil pada turnamen All England Open 2020.
Kiprah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berakhir pada babak kedua setelah dikalahkan wakil tuan rumah, Marcus Ellis/Chris Langridge, dengan skor 21-14, 21-15 di Arena Birmingham, Inggris, Kamis (12/3/2020).
Padahal, di atas kertas, Fajar/Rian jauh lebih diunggulkan menang ketimbang Ellis/Langridge.
Fajar/Rian adalah pasangan unggulan kelima, sementara Ellis/Langridge tidak diunggulkan.
Namun, Ellis/Langridge mampu memanfaatkan keuntungan psikologis yang mereka miliki sebagai pemain tuan rumah.
Dalam tempo 45 menit, Ellis/Langridge berhasil menyingkirkan Fajar/Rian dari perburuan gelar juara All England Open 2020.
Baca Juga: Kekalahan Ahsan/Hendra Disebut karena Faktor Selalu Main 3 Gim
Hasil ini berbeda jauh dari tahun sebelumnya.
Pada All England Open 2019, Fajar/Rian berhasil memijak babak semifinal.
Pencapaian tersebut disayangkan Herry Iman Pierngadi selaku pelatih Fajar/Rian.
Namun, Herry mengakui bahwa ada faktor tertentu yang membuat penampilan Fajar/Rian jadi kurang optimal.
"Fajar/Rian tampil di bawah penampilan terbaik mereka. Saat bertanding memang kaki Rian sedang bermasalah sehingga kecepatannya menurun," kata Herry, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Sementara itu, Fajar sering melakukan kesalahan yang tidak perlu. Memang secara keseluruhan penampilan mereka bisa dibilang agak turun," tutur dia lagi.
Baca Juga: Evaluasi Pelatih: Marcus/Kevin Sudah Maksimal, tetapi Kerap Buru-buru
Di sisi lain, Herry Iman Pierngadi memuji performa Marcus Ellis/Chris Langridge, terutama dalam bertahan.
"Terlepas dari penampilan Fajar/Rian, Ellis/Langdridge bermain cukup bagus. Selain mereka bermain di kandang sendiri, keduanya bertahan dengan baik dan tidak gampang ditembus," ucap Herry.
Skuad ganda putra Indonesia gagal meraih gelar juara dari All England Open 2020.
Pasangan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, hanya bisa menuntaskan turnamen BWF World Tour Super 1000 itu sebagai runner-up usai dikalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) pada babak final.
Baca Juga: Sebelum All England Open 2020, Hanya Sekali Minions dan Daddies Disingkirkan Lawan yang Sama
Sebelumnya, Endo/Watanabe juga memulangkan wakil ganda putra Tanah Air yang berstatus juara bertahan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada perempat final.
Sementara itu, pasangan Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso, tak lebih beruntung dari ketiga kompatriot mereka.
Wahyu/Ade sudah angkat kaki sejak babak pertama usai dikalahkan Li Jun Hui/Liu Yu Chen (China).
Khusus untuk Wahyu/Ade, Herry meminta mereka melakukan evaluasi soal mental bertanding yang belum stabil.
"Menurut saya dari segi teknik permainan, Wahyu/Ade tidak kalah. Hanya saja mental mereka naik turun. Kadang bisa bagus, kadang bisa drop. Ini jadi PR dan evaluasi mereka berdua," ujar Herry.
"Kesempatan mereka bertanding cukup banyak dan cukup baik. Saya dan PBSI sudah memberi kans untuk Wahyu/Ade bertanding di mana-mana, cuma hasilnya kurang memuaskan," tutur dia menjelaskan.
Untuk itu, Herry mengatakan bahwa Wahyu/Ade wajib berbenah.
"Hasil ini terkait faktor individu mereka masing-masing, kehidupan sehari-hari seperti apa. Mereka harus evaluasi diri sendiri," ucap Herry.
Baca Juga: Meski Bosan, Ahsan/Hendra Tetap Patuh Lakoni Isolasi di Pelatnas
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar