BOLASPORT.COM - Gelandang Prancis yang bermain untuk Everton, Morgan Schneiderlin bercerita tentang ibunya yang menjadi perawat untuk menangani pasien yang terinfeksi virus Corona.
Prancis menjadi negara Eropa dengan kasus positif COVID-19 terbanyak keempat setelah Italia, Spanyol dan Jerman.
Hingga Minggu (22/3/2020), negara tempat menara Eiffel itu punya 14.485 kasus positif dengan kematian mencapai 562 orang seperti bisa dilihat di peta John Hopkins University.
Para dokter, perawat dan tenaga medis menjadi garda terdepan untuk membantu meonlong para pasien COVID-19 ini.
Hal ini juga dirasakan oleh ibu dari gelandang Prancis yang bermain untuk Everton, Morgan Schneiderlin.
Baca Juga: Dukung Upaya Pencegahan Corona, Persita Perpanjang Masa Libur Pemain
Ibu Schneiderlin adalah seorang perawat yang juga ikut membantu menangani pasien COVID-19.
Morgan Schneiderlin pun bercerita bahwa sang ibu merasa sangat lelah secara fisik dan mental.
"Ini adalah situasi yang dramatis. Saya berbicara banyak dengan ibu saya, bahwa ini adalah waktu yang sulit untuk semua orang yang bekerja di rumah sakit, berapa banyak merekayang berkorban secara fisik dan mental," ujarnya dilansir BolaSport.com dari RMC.
"Saya mencoba memberikan dukungan kepada ibu saya sebisa mungkin," tambahnya.
Saat ini Schneiderlin berada di rumahnya di Strasbourg untuk menjalani karantina diri.
Ia juga sekaligus menjalani rekoveri dari cedera yang dideritanya sejak akhir Februari 2020.
Baca Juga: Tak Sempat Ucap Selamat Tinggal, Kepergian Lorenzo Sanz Jadi Malam Tersedih bagi Legenda Madrid
In perhaps the most unexpected development of the day, Everton’s Morgan Schneiderlin is reading Tony Cascarino’s book. pic.twitter.com/78AYcS5tQa
— Donnchadh Boyle (@depboyle) 18 March 2020
????️ | Morgan Schneiderlin: "Las autoridades tomarán la mejor decisión posible. El fútbol ocupa el segundo lugar aquí. Tendremos que adaptarnos. El club nos dio la fecha del 17 de abril para volver a entrenar. Eso me parece quizás un poco temprano". pic.twitter.com/yWJtTAcl7y
— Everton FC (@EvertonFCETI) 22 March 2020
"Saya menggunakan kruk dan tidak bisa bergerak sejak operasi. Saya masih punya dua minggu lagi untuk menjalani rekoveri. Istri saya mendukung saya," ujarnya.
"Di rumah, sulit bila Anda punya bayi 18 bulan untuk menonton serial TV. Dalam dua hari terakhir, kami bermain dengan si kecil permainan papan di kebun rumah," tambahnya.
Skuat Everton melakukan isolasi diri setelah pihak klub mengonfirmasi satu pemainnya mengalami gelaja virus Corona pada Jumat (13/3/2020).
Mantan pemain Manchester United ini pun mengisyaratkan bahwa Everton akan kembali berlatih pada kembali pada 17 April.
Meski demikian, ia agak pesimistis bila kembali secara cepat ke lapangan dengan kondisi dunia menghadapi pandemi virus Corona.
Baca Juga: Tak Sempat Ucap Selamat Tinggal, Kepergian Lorenzo Sanz Jadi Malam Tersedih bagi Legenda Madrid
The #EiffelTower lit up in #tribute to #medicalstaff #treating those suffering from #coronavirus. #paris #France #doctors #nurses #firstresponders #covid19 #CoronavirusPandemic pic.twitter.com/u3yMwN5w4I
— Sn00pster (@sn00pdad) 22 March 2020
"Klub memberikan kami tanggal 17 April untuk kembali berlatih. Mungkin agak terlalu cepat. Kami siap bila harus bermain hingga Agustus," ujarnya.
"Saya tahu akan sulit untuk memastikan kontrak pemain yang berakhir Juni. Saya harap penundaan berlangsung lebih lama sehingga saya bisa bermain musim ini," tambahnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | RMC |
Komentar