"Hanya para pemain yang melakukan penerbangan di kelas bisnis. Staf pendukung kami melakukan penerbangan di kelas ekonomi dan kami tidak dapat menghindari kontak dengan mereka."
Prannoy kemudian menyalahkan presiden BWF Poul-Erik Hoyer karena memilih melanjutkan turnamen All England karena menganggap tidak ada yang tertular virus corona.
Pernyataan Hoyer dalam sebuah wawancara dengan tabloid Denmark, Ekstra Blades, kini menjadi bumerang di tengah berita bahwa pemain muda Taiwan tersebut telah terinfeksi.
Sebanyak 32 anggota tim bulu tangkis Taiwan, termasuk Chou Tien Chen dan Tai Tzu Ying yang masing-masing merupakan runner-up dan peraih gelar All England Open 2020 telah dikarantina.
Ada juga kekhawatiran terhadap orang lain yang mungkin telah melakukan kontak dekat dengan korban.
Baca Juga: Hendra Setiawan Ungkap Target Bareng Mohammad Ahsan di Olimpiade Tokyo 2020
"Presiden BWF seharusnya bertindak secara bertanggung jawab dan bijaksana. Tidak ada yang akan terjadi jika turnamen ini tidak digelar," ujar Prannoy.
Hoyer juga mendapat kecaman dari sesama Denmark yang juga pebulu tangkis tunggal putra nomor 42 dunia, Hans-Kristian Vittinghus.
"Bagaimana dia bisa tahu (bahwa tidak ada yang terinfeksi) ketika itu bisa memakan waktu hingga 12 hari sampai Anda benar-benar jatuh sakit," tanya Vittinghus di akun Facebook resminya.
"Dan bagaimana dengan semua staf pendukung seperti pelatih dan pelatih fisik? Bagaimana dengan semua staf turnamen? Bagaimana dengan semua penonton?"
"Tidak ada cara untuk mengetahui secara pasti seberapa besar turnamen tersebut membantu menyebarkan virus," ujar Vittinghus.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar