"Pada tahun pertama kami harus berpindah-pindah di beberapa negara, Siria, Yordania, Yunani, Turki, lalu Swedia," ujarnya menambahkan.
Nouri mengaku bersyukur bisa besar di negara Eropa seperti Swedia.
"Saya sangat bersyukur untuk dapat tumbuh di Swedia. Negara yang sangat bagus. Saya merasa beruntung bisa berada disana," ucap gelandang berusia 33 tahun tersebut.
Namun, hingga kini Nouri masih merasa bingung dengan kondisinya yang masih dianggap sebagai imigran.
"Jadi ketika saya berada di Irak saya dianggap sebagai Imigran. Begitu pula apabila saya ke Swedia juga dianggap sebagai imigran. Jadi saya tidak mengerti kemana saya harus berada," tutur Nouri mengakhiri.
Baca Juga: Ingin Putus Transfer Virus Corona, Bhayangkara FC Liburkan Agenda Tim
Meski bermain di Swedia, Nouri tetap lebih memilih membela negara asalnya Irak.
Ia sempat mendapatkan panggilan dari timnas Irak dalam beberapa kesempatan.
Tahun lalu, Nouri juga sempat diminta mengikuti pemusatan latihan raksasa Asia tersebut.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Youtube Bali United |
Komentar