BOLASPORT.COM- Penghentian kompetisi Liga Indonesia musim 2015 menjadi titik balik bagi perjuangan Persebaya Surabaya kembali ke sepak bola nasional.
Penghentian kompetisi akibat kondisi force majure pandemi virus corona saat ini mengingatkan kita pada kondisi serupa di musim 2015.
Kompetisi sepak bola musim 2015 yang bertajuk QNB League harus rela berhenti di tengah jalan akibat pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.
Peristiwa tersebut bermula saat Menpora bersama BOPI telah menyatakan ketidakabsahan Persebaya (sekarang Bhayangkara FC) dan Arema Cronus (sekarang Arema FC) untuk mengikuti kompetisi Liga Indonesia.
Baca Juga: Kunci Tangkis Khawatir Gelandang Persib: Berdoa, Bersabar, dan Tenang
Di sisi lain, Persebaya 1927 (sekarang Persebaya Surabaya) tidak pernah diakui keberadaannya oleh PSSI semenjak mereka terakhir berlaga di kompetisi Liga Primer Indonesia tahun 2013.
Kondisi tersebut memaksa Persebaya Surabaya untuk vakum dari persepakbolaan nasional dalam kurun waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Bek Persija Jakarta ini Bocorkan Rahasianya Membentuk Tubuh Kekar
Dalam kurun waktu itu, Persebaya 1927 terus memperjuangkan keadilan mereka untuk diakui kembali keberadaanya oleh PSSI.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil ketika Persebaya 1927 (PT. Persebaya Indonesia) memenangkan gugatan pengadilan atas hak nama dan logo Persebaya pada Maret 2015.
Bak gayung bersambut Menpora dan BOPI tidak meloloskan Persebaya ISL (sekarang Bhayangkara FC) dan Arema Cronus untuk mengikuti kompetisi karena dinilai tidak memenuhi syarat administrasi.
Baca Juga: On This Day - Lionel Messi Samai Rekor Milik Legenda Real Madrid
Namun sayangnya PSSI dan operator liga seakan tidak mengindahkan rekomendasi Menpora dan BOPI dengan tetap mengikutsertakan kedua kontestan tersebut.
Tiga kali mendapat surat teguran dari Menpora, PSSI akhirnya dibekukan segala aktifitasnya oleh pemerintah terhitung sejak tanggal 17 April 2015.
Termasuk di dalamnya kompetisi yang sedang berjalan saat itu juga harus gulung tikar hingga menimbulkan pro kontra di kalangan pecinta sepak bola nasional
Kasus tersebut akhirnya berbuntut panjang ketika pada akhirnya Indonesia disanksi oleh FIFA pada 30 Mei 2015.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | wikipedia |
Komentar