"Semua tergantung dari masa darurat Covid-19, PP PBSI baru bisa memutuskan setelah kondisi darurat telah selesai," kata Budiharto.
"Untuk menyusun jadwal turnamen baik yang internasional maupun nasional, kami harus menunggu konfirmasi jadwal turnamen internasional dari BWF. Jadwal turnamen nasional juga harus diatur dan disesuaikan dengan turnamen internasional yang diselenggarakan di Indonesia."
PP PBSI mencoba untuk menyikapi penundaan olimpiade secara positif. Dalam rentang waktu yang ada, para pemain dapat memoles performa mereka dan mengevaluasi segala kekurangan yang ada.
"Ini force majeur yang tidak bisa dihindari, jadi tidak ada untung dan rugi. Positifnya, kami bisa mempersiapkan diri lebih baik menuju Olimpiade tahun depan," ujar Budiharto.
Baca Juga: Viktor Axelsen Didenda BWF Usai Juarai All England Open 2020
"Misalnya, kalau dilihat dari hasil terakhir di All England 2020, pemain andalan ganda putra masih ada kesulitan, dan kami sebetulnya berharap banyak dari sektor tunggal putra. Namun, kedua sektor ini masih belum bisa memenuhi harapan," aku Budiharto.
Pada All England Open 2020, ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, berhasil merebut gelar juara.
Dalam perjalanan menuju gelar bergengsi tersebut, Endo/Watanabe menyingkirkan juara bertahan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada perempat final, serta pasangan ranking satu dunia pada partai final yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Adapun dua tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, terhenti pada babak awal turnamen level Super 1000 tersebut.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar