Pada Kamis (2/4/2020), sebuah laporan di situs laman Polandia Rowery merinci bagaimana pemilik tim balap sepeda CCC Dariusz Milek melakukan pemotongan anggaran.
Harga saham perusahaan dilaporkan turun hingga 90 persen dibandingkan tahun 2018, sementara pendapatan juga ikut turun sembilan persen dari tahun ke tahun untuk kuartal pertama.
Pembalap asal CCC, Greg Van Avermaet, yang diwawancara cyclingnews.com menyadari masalah keuangan yang terjadi dan ia mengaku terbuka dengan langkah yang dilakukan oleh tim dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Anthony Joshua Ungkap Pemilik 'Bogem' Terkuat yang Pernah Melukainya
"Saya pikir itu normal dalam waktu seperti ini," kata juara Olimpiade Rio 2016 tersebut.
"Saya tidak melakukan pekerjaan saya 100 persen karena saya tidak bisa berlomba. Kami harus setia kepada sponsor dan berdiri di belakang mereka dalam krisis, dan mudah-mudahan kami bisa keluar bersama-sama dengan kuat."
"Hal yang paling penting bagi saya adalah bahwa setelah virus selesai, mereka dapat melangkah lagi dan tidak punya masalah untuk mensponsori lagi bahkan untuk tahun berikutnya," ucap Greg Van Avermaet lagi.
Seperti halnya ajang olahraga lainnya, balap sepeda juga mengalami dampak dari pandemi virus Corona yakni penundaan atau pembatalan kejuaraan.
Baca Juga: Eks Menteri Prancis: Tour de France Langgar HAM Jika Tak Dibatalkan
Namun, sampai saat ini, ajang balap sepeda jalan raya paling bergengsi, Tour de France 2020 masih belum melakukan perubahan apapun.
Hal tersebut memantik reaksi dari sejumlah pihak, tak terkecual dari mantan Menteri Olahraga Prancis, David Douillet.
Douillet menilai, pelaksanaan Tour de France 2020 pada jadwal semula (27 Juni-19 Juli) adalah pelanggaran hak asasi manusia lantaran tidak memikirk
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Cycling News |
Komentar