BOLASPORT.COM - Asisten pelatih ganda campuran nasional Indonesia, Nova Widianto, mengaku tidak terkejut dengan gelar juara All England Open 2020 yang diraih Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Menurut Nova Widianto, persiapan kedua anak didiknya tersebut sangat matang.
Tak hanya itu, secara personal, Praveen Jordan juga memiliki sejarah juara di Arena Birmingham.
Pada tahun 2016, Praveen sukses naik ke podium kampiun All England Open untuk pertama kalinya bersama tandemnya saat itu, Debby Susanto.
Duet Praveen/Debby menjadi juara setelah mengalahkan wakil Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dengan skor 21-12, 21-17.
Baca Juga: Pusarla V Sindhu Tidak Heran Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda
Meski begitu, bukan berarti perjuangan Praveen/Melati menuju podium kampiun pada tahun ini jadi berlangsung mudah.
Sebaliknya, pasangan yang kini menempati peringat keempat dunia itu harus berjuang keras pada setiap pertandingan, termasuk laga final.
Menjumpai wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, Praveen/Melati dipaksa bermain tiga gim dulu sebelum akhirnya menang dengan skor 21-15, 17-21, 21-8.
"Persiapan mereka kali ini sungguh baik. Kita sudah melihat Praveen memiliki kendala non-teknis, sedangkah Meli (Melati) bermasalah dengan pertahanannya," ucap Nova, dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.
"Namun (pada laga final), kelemahan mereka nyaris tidak tampak. Praveen bisa fokus bahkan setelah dia berbuat salah. Meli juga bertahan dengan bagus."
"Saat laga final, saya tidak cemas dengan pola main mereka, tetapi lebih ke masalah mental dan faktor psikologi. Terutama Meli, yang kerap tegang saat bertanding pada babak final."
"Akan tetapi, cara mereka membalikkan itu semua (kecemasan saya) tidak terduga. Meli tampil luar biasa, mulai dari babak kesatu sampai final. Kami (pelatih) tidak kaget dengan hasil ini karena mereka betul-betul mempersiapkan semuanya," kata Nova lagi.
Baca Juga: Cerita Mike Tyson yang Gagal Lakoni Pertarungan Melawan Gorila
Praveen/Melati mengawali perjalanan mereka pada All England Open 2020 dengan mudah setelah mengalahkan Wang Chi-lin/Cheng Chi-ya (Taiwan) dua gim langsung, 21-9, 21-18.
Namun, setelah itu, Praveen/Melati selalu bertanding tiga gim dengan lawan-lawan mereka, mulai dari Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia) pada babak kedua, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China) pada perempat final, Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) pada semifinal, sampai Puavaranukroh/Taerattanachai pada final.
Bahkan, Praveen/Melati sudah nyaris tersingkir setelah tertinggal 10-18 dari Wang/Huang pada gim kedua.
Sebelumnya, pada gim kesatu, Praveen/Melati kalah dengan skor 15-21.
Baca Juga: Jorge Lorenzo Ambil Jatah Wild Card, Bos Honda: Dia Harus Hati-hati
Akan tetapi, di luar dugaan, mereka mampu bangkit dan berbalik menang atas Wang/Huang.
Saking epiknya, pertandingan itu sampai menjadi laga terbaik turnamen.
Sehari kemudian, Praveen/Melati sempat menyia-nyiakan kesempatan tiga match point pada gim kedua kontra Ellis/Smith.
Namun, mereka lagi-lagi mampu kembali menemukan irama permainan dan mengalahkan wakil tuan rumah via rubber game.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menyadari bahwa mereka masih rentan tergelincir dengan performa saat ini.
Usai meraih dua gelar juara secara beruntun pada turnamen Denmark Open dan French Open 2019, penampilan mereka terjun bebas pada lima turnamen selanjutnya.
Kini, titel kampiun All England Open 2020 diharapkan bisa menjadi tonggak baru dalam perjalanan karier mereka bersama.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF |
Komentar