BOLASPORT.COM - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menginginkan adanya diskusi lagi terkait mekanisme penggajian pemain selama kompetisi berhenti.
Keputusan PSSI terkait gaji maksimal 25 persen selama tidak ada kompetisi dirasa tidak adil oleh APPI, terutama bagi mereka yang bergaji kecil.
Sebagian dari pemain bahkan mendapat gaji di bawah UMR (upah minimum regional) saat dikalkulasi 25 persen dari gaji sebenarnya.
"Banyak pemain yang seperti itu, terutama di Liga 2. Ada yang masih bergaji 5 jutaan. Kalau dipotong menjadi 25 persen sesuai keputusan PSSI, berarti hanya menerima Rp1,25 juta, di bawah UMR. Itu kan tidak benar," ujar Kuasa Hukum APPI, Riza Hufaida, dikutip Bolasport.com dari Antara.
Riza menambahkan utamanya permasalahan tersebut banyak ditemui di klub-klub Liga 2.
Baca Juga: Bruno Fernandes Pindah ke Manchester United dengan Marah-marah
Banyak pemain yang masih mendapatkan gaji kecil. Kalau mereka masih mendapat pemotongan gaji, hal itu tentu sangat memberatkan.
"Inilah yang kami sebut bahwa pemotongan gaji sampai 25 persen tidak bisa disamaratakan."
"Untuk pemain Liga 1, umumnya mereka sudah mendapatkan pembayaran di muka (DP) sebesar 20 persen ketika menandatangani kontrak. Lumayan besar dan cukup. Kalau di Liga 2, mereka sebagian besar tidak menggunakan sistem DP," tutur Riza.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Antara |
Komentar