Penolakan dari keluarga membuat sang bomber terpaksa mengendap-endap meninggalkan rumah demi menjemput takdir sebagai pesepakbola.
"Saya pergi tanpa memberi tahu siapapun, kecuali sahabat. Saya berjalan jauh dan bertemu dengan seorang teman yang meminjamkan sejumlah uang supaya saya bisa naik bus ke Dakar," kenang Mane.
Baca Juga: Marc Marquez Dinilai Akan Kesulitan jika MotoGP Digelar Tepat Waktu
Baca Juga: Disia-siakan Real Madrid, Harga James Rodriguez Anjlok
Rupanya, kenekatan tersebut membawa Mane menuju jalur kesuksesan.
Pemain berpostur 175 centimeter itu ditaksir oleh tim Prancis, Metz, sebelum pindah ke Austria untuk memperkuat RB Salzburg.
Pada 2014, Mane melebarkan sayap dengan gabung ke Southampton di Liga Inggris.
Di tim tersebutlah nama Mane mulai tersiar ke seantero Eropa.
Sempat diburu beberapa tim papan atas, ia menjatuhkan pilihan pada Liverpool ketika bursa musim panas 2016 dibuka.
Sang bomber pun semakin melejit bersama The Reds.
Mane berubah menjadi predator sakti dengan menorehkan 77 gol, 161 penampilan, serta tiga trofi yang salah satunya datang dari Liga Champions.
Puncaknya, Mane meraih gelar Pemain Terbaik Afrika 2019.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | BolaSport.com |