BOLASPORT.COM - Olimpiade Tokyo 2020 menjadi salah satu ajang olahraga yang paling terpukul akibat COVID-19. Pandemi virus corona memaksa Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengambil langkah untuk memundurkan waktu pelaksanaan ajang tersebut.
Sebelum pandemi virus corona merebak, Olimpiade seharusnya dijadwalkan berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus.
Akibat meluasnya pandemi virus corona ke seluruh dunia, IOC pun memutuskan jadwal Olimpiade diundur hingga 23 Juli 2021.
Melihat jadwal yang baru, CEO Komisi Penyelenggara Olimpiade Jepang, Toshiro Muto, malah tidak terlalu optimistis kompetisi multicabang olahraga terbesar di dunia itu dapat terlaksana karena pandemi yang saat ini terlihat belum mereda.
"Saya tidak berpikir ada orang yang bisa mengatakan apakah situasi akan terkendali pada Juli tahun depan," kata Toshiro Muto dilansir BolaSport.com dari The Guardian.
Baca Juga: Lewis Hamilton Apresiasi Tenaga Medis yang Jadi Garda Terdepan Pandemi
"Kami tentu saja tidak dalam posisi tepat untuk memberi Anda jawaban yang jelas”.
"Kami telah membuat keputusan untuk menunda event ini satu tahun, ini berarti yang bisa kami lakukan hanya bekerja keras untuk mempersiapkan segalanya.".
"Kami sangat berharap tahun depan umat manusia akan berhasil mengatasi krisis virus corona,” ujarnya lagi.
Kurang dari sebulan yang lalu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menegaskan Olimpiade akan tetap berjalan tanpa masalah pada musim panas ini.
Dia bahkan enggan menyetujui pendapat dari Presiden IOC, Thomas Bach, yang mengusulkan adanya penundaan.
Namun pada Selasa (7/4) lalu, Abe malah mengumumkan status darurat yang meminta kepada seluruh enam pemerintah daerah Jepang, termasuk Tokyo, melihat penyebaran COVID-19 yang semakin melonjak.
Baca Juga: Tidak Usul Kompetisi Dihentikan, Begini Penjelasan PSS Sleman
Langkah yang dilakukan oleh Abe membuat Muto menjadi ragu terhadap penyelenggaraan Olimpiade pada tahun depan.
Dia juga tidak yakin terhadap asuransi yang akan mencakup situasi yang terjadi saat ini.
"Olimpiade Tokyo 2020 telah mengambil beberapa polis asuransi, tetapi apakah penundaan Olimpiade memenuhi syarat sebagai peristiwa yang dicakup, hal itu belum jelas," ungkapnya.
Dampak ini bukan hanya dirasakan Jepang sebagai penyelenggara Olimpiade.
Negara lain seperti Inggris juga mengalami krisis akibat penundaan kompetisi yang terjadi.
Badan urusan olahraga Inggris bahkan sudah ikut turun tangan membantu anggaran.
Selain itu asosiasi juga tengah bergantung dana tambahan yang didapatkan dari sponsor berdasarkan kesepakatan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar