Patrick Vieira, yang melatih Reyna selama dua tahun di NYCFC, sebelumnya menyamakan bintang baru The Black and Yellows tersebut dengan mantan rekan setimnya di Prancis, David Trezeguet.
Akan tetapi, kemampuannya untuk berlari dengan kecepatan tinggi dalam waktu yang lama, menerobos kotak pertahanan lawan dan lihai dalam mencetak gol lebih mengingatkannya pada mantan pemain AC Milan asal Brasil, Kaka.
Kemampuan penyelesaian yang apik dan elegan layaknya bintang Tim Samba tersebut ditunjukkan Gio Reyna melalui suatu tendangan sudut yang memukau ketika Amerika Serikat menghadapi Panama di Kejuaraan CONCACAF U-15 tiga tahun lalu.
Pada debutnya melawan Uruguay di kompetisi US U-15 saat berusia 13 tahun, ia juga menunjukkan kekuatan dan tekad melampaui usianya ketika Reyna dijatuhkan oleh seorang bek, tetapi segera melompat bangkit, menantang hadangan lain dan dengan tenang melewati kiper lawan untuk menjadikan skor 2-0.
Serbabisa, diberkati dengan kecepatan dan memiliki visi yang tajam untuk melepaskan umpan mematikan, gelandang serang tersebut juga berbahaya dalam set-piece, terutama dengan tendangan bebas langsungnya.
Tahukah Kamu?
Keluarga Reyna menderita tragedi pada bulan Juli tahun 2012, ketika kakak Gio, Jack, meninggal dunia karena kanker otak di usia 13 tahun.
Saat itu, Gio kecil baru berusia 9 tahun.
Claudio ingat membawa Jack untuk melihat Gio mencoba bermain bersama tim basket beberapa bulan sebelumnya.
Ketika itu sang putra sulung menoleh sambil tersenyum dan mengatakan padanya bahwa Gio adalah pemain terbaik di lapangan saat itu, bahkan bagi ukuran pemula.
Artikel ini kami hadirkan kepada para Bolasporter melalui kerja sama eksklusif Kompas.com dan BolaSport.com dengan Bundesliga.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Bundesliga |
Komentar