Sampai akhirnya pada Senin (13/4/2020) sore waktu setempat, Tottenham merilis sebuah pengumuman mengenai pembatalan kebijakan meliburkan stafnya.
Pengumuman tersebut disampaikan Tottenham melalui laman resmi klub.
Baca Juga: Alasan Mengapa Bruno Fernandes Bisa Cepat Beradaptasi di Man United
"Dalam pengumuman sebelumnya, kami mengatakan akan tetap meninjau posisi kami, terutama dalam konteks revisi anggaran dan pemotongan biaya," bunyi pernyataan tersebut.
"Setelah melakukannya, kami telah memutuskan bahwa semua staf yang tidak bermain, baik penuh waktu, santai atau cuti, akan menerima 100 persen dari gaji mereka untuk bulan April dan Mei. Hanya Dewan yang akan mengambil pengurangan gaji."
"Kami sangat menyadari bahwa banyak pendukung yang menentang keputusan yang kami buat mengenai staf yang tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dari rumah - karena sifat pekerjaan mereka - dan niat kami untuk menerapkan CJRS, skema yang dirancang untuk memastikan bahwa pekerjaan dan hak-hak kerja dilindungi."
"Mengingat sentimen pendukung mengenai skema, sekarang bukan niat kami untuk menggunakan CJRS saat ini yang berjalan hingga akhir Mei," tulis mereka menambahkan.
Baca Juga: Paul Pogba Ungkap Peran Kakaknya Saat Putuskan Hengkang dari Manchester United
Sebelumnya, hal seperti ini sudah terjadi pada klub Liga Ingris lainnya, Liverpool.
Liverpool, yang baru menerapkan The Coronavirus Job Retention Scheme, langsung kebanjiran protes dari berbagai pihak.
Mulai dari pendukung, legenda klub sampai tokoh sepak bola Inggris mengkritik keputusan Liverpool itu.
Tiga hari setelah pengumuman tersebut, Liverpool akhirnya memutuskan untuk membatalkannya.
Mereka mengatakan akan mencari alternatif lain untuk membayar penuh gaji yang mereka liburkan selama masa krisis virus corona.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Tottenham Hotspur |
Komentar