Sesuai janjinya, dia sanggup merangsek 30 gol dalam 33 partai Liga Spanyol 1993-1994.
Gelar kampiun di kancah domestik semakin lengkap dengan predikat pemain tersubur musim 1993-1994.
Hingga tibalah momen yang mengganggu harmoni Romario dengan klub Catalan: Piala Dunia 1994.
Bersama timnas Brasil, Romario menepati satu lagi janjinya dengan menjuarai turnamen antarnegara sejagat. Romario jadi bintangnya.
Setelah Piala Dunia kelar, sang bintang meminta jatah libur musim panas tambahan.
Sekembalinya dari liburan, kondisi fisiknya ambyar dan jauh di bawah standar.
Situasi diperkeruh dengan seringnya Romario terlambat datang latihan. Semua itu berefek pada penurunan performa.
Di musim keduanya, Romario cuma mencetak empat gol sampai pertengahan musim.
Pintu keluar dari Barca terbuka seturut kabar dirinya ingin pulang ke Brasil karena alasan personal.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com, independent.co.uk |
Komentar