"Saya menerima ancaman pembunuhan dalam beberapa waktu. Saya tak menganggapnya serius, itu dikirim oleh orang yang bahkan tak menunjukkan wajahnya di profilnya."
"Jika saya bertemu mereka di jalan, mereka tak akan membukamulut mereka," tambahnya.
Karius mengakui tak selalu membaca pemberitaan mengenai dirinya di internet.
Baca Juga: Pelatih Barito Putera Angkat Bicara Soal Wacana Turnamen Pengganti Liga 1 2020
Throwback to the 2018 Champions League final.
The madness of Loris Karius and the brilliance of Gareth Bale! ????????pic.twitter.com/0AVJ5828wZ
— Football HQ (@FootbaII_HQ) 9 April 2020
"Jika saya membaca seluruh pemberitaan maka saya tak bisa tidur selama 24 jam."
"Hal yang gila ditulis orang-orang menulis tanpa mengetahui hal yang jelas. Mereka mengeluarkan pelecehan, diskriminasi, rasisme paling buruk," ujarnya.
Karius juga mengakui benar0benar mengalami gegar otak dalam laga final tersebut.
Namun meski hasil pemeriksaan telah keluar, Karius tetap mendapat perlakuan kasar dari orang-orang.
"Saya mengalami gegar otak dari benturan dengan Sergio Ramos yang membatasi pandangan saya."
"Dokter spesialis otak telah mengobati saya dan mengonfirmasi hal ini."
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | The Sun, Sky Sports |
Komentar