BOLASPORT.COM - Petinju kelas berat asal Inggris, Anthony Joshua, membeberkan momen pertarungan paling berkesan dan membekas di hati.
Perjalanan Anthony Joshua untuk menjadi juara tak terbantahkan atau undisputed champion tinggal sedikit lagi.
Saat ini, peraih medali emas Olimpiade London 2012 itu hanya kekurangan satu gelar juara WBC.
Sabuk juara tersebut tengah dipegang rekan senegaranya, Tyson Fury, usai menang TKO atas Deontay Wilder (Amerika Serikat/AS) pada duel kedua mereka, 23 Februari lalu.
Adapun Joshua sekarang memegang empat titel kampiun kelas berat versi IBF, IBO, WBA, dan WBO.
Baca Juga: Bukan Deontay Wilder, Petinju Inilah yang Dinilai Sekuat Tyson Fury
Perjuangan menjadi juara tak terbantahkan bagi petinju yang akrab disapa AJ itu dimulai setelah dia berhasil mengalahkan Charles Martin (AS) di The O2 Arena, London, Inggris, pada 9 April 2016.
Kemenangan tersebut menghasilkan gelar juara IBF.
Setelah sukses mendapat satu sabuk, Joshua kemudian menghadapi juara WBA dan IBO asal Ukraina, Wladimir Klitschko.
AJ menang TKO atas Klitschko pada ronde ke-11 di Wembley Stadium, London, Inggris, Oktober 2017.
Selanjutnya, Joshua sukses meraih sabuk juara WBO dari tangan Joseph Parker (Selandia Baru) di Principality Stadium, Cardiff, Wales, pada 31 Maret 2018.
Baca Juga: Atlet Pelatnas PBSI Sumbang Sembako untuk Warga Terdampak Covid-19
Meski berjalan mulus, karier tinju Joshua sempat mengalami titik balik setelah secara mengejutkan dikalahkan Andy Ruiz Jr (AS).
Kekalahan tersebut membuat Joshua pernah kehilangan empat sabuk juaranya.
Namun, layaknya juara sejati, Joshua tak patah arang.
AJ bangkit dan berhasil merebut kembali empat sabuknya tersebut dari Ruiz setelah memenangi duel ulang alias rematch.
Kini, Joshua kembali berstatus juara kelas berat versi IBF, IBO, WBA, dan WBO.
Baca Juga: Deontay Wilder Dikritik Gara-gara Tak Akui Gelar Juara Tyson Fury
Kendati sudah kembali ke jalur juara, Anthony Joshua tak menilai laga-laganya yang membuahkan titel kampiun tersebut sebagai pertarungan paling berkesan.
Petinju kelahiran Watford pada 30 tahun lalu itu justru menyebut duel melawan sang kompatriot, Dillian Whyte, adalah pertarungan tinju yang paling membekas.
"Momen termanis adalah meraih kemenangan atas Dillian Whyte. Saya akan selalu mengenang itu," kata Joshua dilansir BolaSport.com dari Talksport.
"Duel itu adalah duel London Utara versus London Selatan. Dua pesaing datang bersama. Hal tersebut sangat berarti," ucap dia menambahkan.
Baca Juga: Valentino Rossi Ajarkan Maverick Vinales Tetap Tersenyum di Kala Susah
Anthony Joshua dan Dillian Whyte memang dikenal sebagai petinju kelas berat paling potensial di Inggris.
Untuk membuktikan sebutan itu, kedua petinju akhirnya sepakat menjalani pertarungan di The O2 Arena, London, Inggris, pada Desember 2015.
Hasilnya, Joshua dinyatakan menang KO atas Whyte pada ronde ketujuh.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | TalkSport.com |
Komentar