BOLASPORT.COM – Mantan petenis, Nicolas Kiefer, menilai bahwa jeda panjang akibat penundaan turnamen akan merugikan para petenis muda.
Tenis memiliki sistem keuangan yang berbeda daripada sepak bola.
Jika pemain sepak bola mendapatkan gaji dari klub, petenis hanya bisa mengandalkan sponsor pribadi dan hadiah uang dari turnamen yang mereka ikuti.
Petenis profesional juga harus mengurus gaji pelatih, fisioterapis, dan keperluan latihan secara pribadi.
Baca Juga: Ambisi Pemain Tira Persikabo Saat Kompetisi Kembali Bergulir
Nicolas Kiefer menilai kondisi ini menyebabkan petenis muda lebih rentan mengalami krisis finansial ketimbang mereka yang sudah memiliki jam terbang panjang.
“Tidak seperti pemain sepak bola, petenis dan atlet individu sepenuhnya bertanggung jawab atas diri sendiri,” ujar Kiefer dilansir BolaSport.com dari Tennis World USA.
Petenis asal Jerman itu meminta ITF atau ATP segera mencarikan langkah yang kongkrit agar semua petenis dapat diselamatkan.
“Menemukan sistem yang adil dalam menjamin kepentingan semua orang memang sulit untuk dikembangkan," kata Kiefer.
Baca Juga: Ambisi Pemain Tira Persikabo Saat Kompetisi Kembali Bergulir
"Tenis adalah olahraga individu, maka saatnya semua pihak harus duduk dan membicarakannya," kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Kiefer juga menambahkan kendala lain yang dihadapi para petenis muda adalah bagaimana menjaga kebugaran tubuhnya selama masa isolasi.
“Atlet berpengalaman mampu untuk memiliky gym, lapangan tenis di rumah, dan tetap dapat menjaga kebugaran di kediamannya,” terangnya.
ITF, ATP, dan WTA menangguhkan seluruh turnamen tenis di bawah naungan mereka hingga 13 Juli 2020.
Baca Juga: Ramah Pemain Muda, Barito Putera Punya 3 Pemain Termuda di Liga 1 2020
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tennis World USA |
Komentar