Pertemuan-pertemuan itu berujung pada pertemuan dengan Soeri, Ketua Voetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ) di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta. Pertemuan itu menghasilkan keputusan yang menggagas pembentukan organisasi sepak bola nasional.
Gagasan itu kembali dimatangkan lewat beberapa pertemuan lain yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional di Bandung, Yogyakarta, dan Solo, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, dan Soekarno.
Pematangan gagasan juga disebarkan ke kota-kota lain melalui kontak pribadi atau kurir. Ketua Asosiasi Muda Magelang, Soediro, menjadi salah satu kurir yang dipercaya pada saat itu.
Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, Soeratin dan rekan-rekannya berhasil menemui kesepakatan.
Baca Juga: Lebih dari Tiga Pekan Latihan Mandiri di Rumah, Pemain PSIS Ini Lupa Nama Lengkap Pelatih
Pada 19 April 1930, sejumlah perwakilan organisasi sepak bola yang ada di Indonesia berkumpul untuk membentuk organisasi induk untuk sepak bola nasional.
Mereka yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Sjamsoedin (wakil VIJ); Gatot (wakil BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond); Daslam Hadiwasito, A Hamid, M Amir Notopratomo (wakil PSM - Persatuan Sepak Bola Mataram); Kartodarmoedjo (wakil MVB - Madionsche Voetbal Bond); E A Mangindaan (wakil IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang); dan Pamoedji (wakil SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond).
Tanggal tersebut kini diperingati sebagai hari lahir Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | PSSI.org |
Komentar