Baca Juga: Lorenzo Belum Pikirkan Jadi Pembalap Penuh MotoGP dengan Usia 32 Tahun
Pemain berusia 32 tahun ini sekarang menjalankan Akademi TBH yang didirikan Desember 2019.
"Saya mengalami masa sulit saat itu. Tetapi melihat ke belakang, saya menyerah terlalu cepat. Kalau saja saya bertahan, saya bisa kembali sebagai pemain top. Saya baru berusia 28 tahun, waktu masih ada di pihak saya," aku Tan.
"Tetapi, saya memilih untuk keluar BAM dan saat itulah segalanya mulai berantakan," ujar Tan.
Tan baru-baru ini berbagi dengan ratusan pengikutnya di Facebook tentang apa yang diperlukan untuk menjadi pemain top.
Dia percaya masuk ke tim nasional adalah cara terbaik untuk berhasil dalam olahraga, setidaknya di Malaysia.
Tan menekankan bahwa sementara kompetisi tingkat sekolah menawarkan landasan penting bagi tim negara, ada jalan lain.
"Jika sekolah tidak memiliki tim, kamu selalu bisa mendaftar ke klub. Berlatihlah dengan keras dan menunjukkan prestasi hingga pelatih timnas mengetahui kemampuan Anda. Begitulah cara Anda mendapatkan kesempatan di tim nasional," tutur Tan.
Kini tan fokus membina talenta muda untuk tim nasional.
Baca Juga: Dorna Tengah Siapkan Protokol untuk Gelar Balapan MotoGP Tertutup
Melalui Akademi TBH, ia membuka pintu bagi para pemain yang merasa memiliki bakat, tetapi tidak mampu melakukan latihan mandiri.
"Jika Anda tidak punya uang, tetapi memiliki bakat, Anda bisa datang ke akademi bulu tangkis saya. Saya akan membantu jika saya bisa."
"Tetapi, tentu saja saya tidak bisa membantu semua orang. Saya masih ingat ketika saya tidak mampu membayar biaya 15 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 53.000), tetapi pelatih masih melatih saya secara gratis. Sekarang saya ingin melakukan hal serupa," ujar Tan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Komentar