Alhasil, Ramdani harus digeser ke sayap oleh pelatih Persija saat itu, Sergei Dubrovin.
"Ketika pertama kali masuk Persija, tak mungkin masuk di posisi gelandang karena banyak pemain bintang dan senior pada tahun 2007. Sementara saya masih kecil."
Baca Juga: Fakta Baru Pertengkaran Gerrard dan Diouf di Masa Lalu Terungkap ke Publik
"Karena tidak mungkin bersaing dengan pemain yang lebih besar, pelatih jadi menaruh saya di sayap," tambahnya.
Pergeseran posisi itu lebih memungkinkan Ramdani mendapatkan menit bermain hingga akhirnya ia menjadi andalan Persija di musim-musim berikutnya.
Setelah beberapa musim bermain di sayap, Ramdani akhirnya kembali ke posisi semula sebagai gelandang serang berkat pelatih Stefano Cugurra di musim 2017.
"Sekarang adaptasi lagi ke tengah. Tetapi, Alhamdulillah itu posisinya yang tidak asing dengan tipikal menyerang. Saya rasa pemain bertipe menyerang akan mampu bermain di posisi menyerang," ujar Ramdani.
Ramdani menyatakan kemudahannya beradaptasi di berbagai posisi dikarenakan sepak bola tidak hanya persoalan fisik, namun juga kecerdasan.
"Sepak bola itu bukan hanya fisik, kecepatan, tetapi juga butuh otak dan kecerdasan," tutup pemain jebolan Diklat Ragunan tersebut.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Warta Kota |
Komentar