Terlepas dari keterkaitannya yang jelas dengan Yamaha, Marini mengatakan bahwa ia berpikiran terbuka tentang pabrikan atau tim yang pada akhirnya ia membuat dia melangkah ke kelas premier.
"Saat ini saya bisa melihat bahwa tim-tim di MotoGP semuanya sangat kompetitif. Ada banyak pembalap cepat satu detik per lap dan seluruh grid dalam dua detik," aku Marini.
"Jika saya memiliki kesempatan, jelas bahwa saya ingin naik kelas di sebuah proyek di mana saya merasa sangat terlibat. Tim yang memberi saya banyak motivasi, mencoba menunjukkan kepada semua orang bahwa saya kuat, cepat, dan saya juga bisa bersenang-senang di MotoGP."
"Pada akhirnya, yang kami inginkan adalah berusaha untuk menang, berjuang untuk hasil karena disitulah emosi yang paling indah dirasakan," ujar Marini.
Marini memulai musim 2020 dengan awal yang sulit di Qatar.
Dia mayoritas memimpin balapan. Namun, dia mengalami masalah ban depan dan merosot ke posisi ke-12 setelah disusul Jake Dixon (Angel Nieto) pada lap terakhir.
Baca Juga: Rossi Butuh Jalani Balapan pada 2020 untuk Beri Keputusan soal Masa Depannya
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport |
Komentar